Perempuan-perempuan Pembela Nazar
Kamis, 25 Agustus 2011 – 04:58 WIB
Dalam kasus Nazaruddin itu, dia dipercaya O.C. Kaligis untuk menangani dan mendampingi kliennya bersama Aldila. Karena kasus tersebut menyita perhatian masyarakat, keluarganya mewanti-wanti agar perempuan kelahiran Solo, 26 september 1982, itu lebih berhati-hati. "Keluarga bilang, nuansa politisnya besar. Keselamatan harus dijaga," jelasnya.
Kalau Dea berangkat dari masa lalunya sebagai pemain sinetron, Aldila Warganda muncul sebagai sosok gadis kampus yang cerdas. Aldilla tercatat sebagai lulusan Universitas Jenderal Soedirman dengan disiplin ilmu pidana murni. Dia juga berhasil meraih juara Asian Law Student Association (ASLA) tiga tahun berturut-turut pada 2003?2005.
Karena kecerdasannya tersebut, O.C. Kaligis menawari Aldila untuk bergabung di kantornya. Tawaran itu jelas tidak dia siakan-siakan. Sebab, sepengetahuan dia, O.C. Kaligis tidak pernah membuka lowongan pekerjaan, tetapi mencari bibit-bibit baru. "Saya masuk hampir bersamaan dengan Dea," kenangnya.
Dengan bekal ilmu pidana murninya, pengacara kelahiran Jakarta, 28 april 1984, itu pun kerap diajukan untuk bersidang. Kasus yang ditanganinya tidak tanggung-tanggung. Di usianya yang masih muda, dia dipercaya untuk menangani kasus korupsi dan berhubungan dengan KPK. "Keluarga suka khawatir, tapi saya suka menenangkan. Kalau ada ancaman, (keluarga) tidak dikasih tahu," tuturnya.
BUKAN hanya nyanyian Nazaruddin yang menyita perhatian publik. Kehadiran para penasihat hukum tersangka suap Sesmenpora tersebut juga memikat mata
BERITA TERKAIT
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah