Perempuan Uyghur Alami Perlakuan Buruk Di Kamp Pelatihan Paksa China

"Tujuan akhir dari kamp-kamp konsentrasi itu adalah untuk menghilangkan orang-orang Uyghur, kaum Muslim," katanya.
Jelilova mengatakan dia dikeluarkan dari kamp setelah upaya lobi yang berkelanjutan oleh keluarganya.
"Saya dibebaskan dari kamp konsentrasi tiga bulan lalu, tetapi setiap hari situasi di kamp konsentrasi masih terbayang-bayang di pelupuk mata saya.
"Tangisan rakyat Uyghur masih terngiang di telinga saya."
ABC berulang kali meminta komentar dari pejabat Tiongkok tetapi tidak mendapat tanggapan.
China mengatakan Provinsi Xinjiang menghadapi ancaman serius dari militan dan separatis Islamis yang merencanakan serangan dan meningkatkan ketegangan antara minoritas Muslim Uyghur yang mayoritas beragama Islam dan etnis China Han yang menjadi kelompok mayoritas.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia