Perempuan yang Masuk Daftar Eksekusi Ini pun Terisak...
Kieser bukan warga negara Indonesia. Dia dihadirkan Kemenag RI sebagai juru spiritual bagi Mary yang beragama Katolik pada 10 Maret 2011. ’’Saya ditunjuk karena dia (Mary) orang Filipina dianggap bisa berbahasa Inggris. Ternyata, dia tidak begitu paham (bahasa Inggris),’’ tuturnya.
Kieser harus beberapa kali mengulang kalimat yang diucapkan sampai Mary paham. ’’Dia sedikit tahu, tapi banyak tidak tahunya,’’ lanjut pastor berambut putih itu.
Pernyataan Kieser itu persis dengan penuturan Andreas Soni Wicaksono, 54. Pria asli Jogja tersebut, oleh Mary, dipanggil ’’ayah’’. Ya, Soni sudah dianggap ayah angkat Mary. Dialah yang selama ini menjembatani Mary dengan dunia luar.
’’Dia memang tidak bisa berbahasa Indonesia. Karena itu, komunikasinya kadang lewat saya,’’ tutur Soni yang sebenarnya juga tidak bisa berbahasa Inggris apalagi bahasa Tagalog.
Perkenalan Soni dengan Mary bermula pada pertengahan 2013. Saat itu, Soni membesuk kenalannya yang mendekam di Lapas Narkotika Pakem, Sleman. Perkenalan tersebut berlanjut seperti hubungan kekeluargaan.
Soni tidak berkeberatan menerima Mary sebagai bagian dari keluarganya karena alasan kemanusiaan. Selama menghuni Lapas Wirogunan Jogjakarta (rumah tahanannya terakhir), Mary amat jarang dibesuk keluarganya dari Filipina.
Karena kedekatan emosi itulah, tak jarang Mary menumpahkan unek-uneknya kepada Soni, termasuk kasus yang menjeratnya saat ini. ’’Mary menganggap saya bapak angkatnya,’’ tutur Soni yang kemarin hadir di kursi pengunjung sidang.
Dari perkenalan itu, Soni lantas berperan sebagai ’’kurir’’ sosial bagi Mary. Di antaranya, mengirimkan uang Mary kepada keluarganya di Filipina. ’’Saya juga yang diminta membelikan baju dan celananya. Juga, anting yang dipakainya itu. Tapi, semua uang dia sendiri,’’ kata Soni.
MARY Jane Fiesta Veloso, 30, warga Filipina, merupakan satu di antara 10 terpidana mati yang menunggu eksekusi di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala