Perencana Meledakkan Pesawat di Sydney Akan Akui Bersalah

Pengadilan Sydney mengatakan salah satu dari empat orang yang ditangkap dengan dugaan rencana untuk menyerang sebuah pesawat penumpang akan mengaku bersalah. Ia diduga hendak meledakkan pesawat dengan sebuah bom yang disembunyikan di alat penggiling daging.
Khaled Merhi ditangkap di Surry Hills pada bulan Juli 2017 saat polisi anti-terorisme membongkar dugaan rencana tersebut dengan target maskapai Etihad Airways tujuan Abu Dhabi.
Merhi ditahan selama tujuh hari sebelum dibebaskan tanpa tuduhan atas dugaan rencana tersebut.
Tapi dia dikenai tuduhan kepemilikan senjata tidak sah, yang pada hari Senin (5/02) disebut oleh jaksa sebagai "perangkat elektrik termodifikasi", atau taser yang dimodifikasi.
Pengacara Merhi, Moustafa Kheir, mengatakan kepada Pengadilan Downing Center bahwa pria berusia 40 tahun tersebut secara "efektif" akan mengaku bersalah atas tuduhan tersebut.
Kheir juga meminta pengadilan untuk memerintahkan pengeluaran laporan psikiatri untuk kliennya, dengan alasan Merhi menderita stres dan masalah kesehatan mental akibat "kontak fisik yang signifikan" yang dideritanya, selama penangkapannya di bulan Juli.
Merhi sedang bebas dengan jaminan dan akan kembali ke pengadilan untuk vonis pada tanggal 29 Maret.
Dua masih diproses pengadilan
Dua lainnya dari yang dituntut atas dugaan bom dari alat penggiling, Khaled Khayat, 49 tahun, dan Mahmoud Khayat, 32 tahun, saat ini berada di pengadilan dengan tuduhan merencanakan atau mempersiapkan tindakan teroris.
- Dunia Hari Ini: Kesehatan Paus Kembali Mengalami Kemunduran
- Peserta WHV Asal Indonesia yang Meninggal Dikenang Ayahnya Sebagai Orang Saleh
- Dunia Hari Ini: Jenazah Dua Pendaki Gunung Cartensz di Papua Sudah Dievakuasi
- Sulitnya Berbaik Sangka kepada Danantara
- Temu Mencoba Masuk Indonesia, Tapi Bukan Itu yang Dikhawatirkan UMKM
- Presiden AS dan PM Inggris Bertemu Untuk Akhiri Perang Ukraina