Perencanaan Keuangan Masa Depan Makin Mudah dengan Obligasi dan Reksa Dana BRI

Apalagi jika kebiasaan belanja impulsif ini dilakukan secara terus menerus, hal ini bisa mengakibatkan pemborosan yang tentunya dapat mengancam kesehatan finansial.
Tidak hanya mempengaruhi kesehatan finansial, perilaku belanja impulsif juga dapat berdampak negatif pada beberapa hal berikut ini:
Penumpukan Barang Tidak Terpakai
Kebiasaan belanja secara impulsif bisa menyebabkan banyak barang menumpuk di rumah. Karena belanja yang hanya didasarkan pada keinginan semata, barang-barang yang sudah dibeli bisa jadi tidak dibutuhkan atau hanya terpakai sekali sehingga barang yang lainnya akan mubazir.
Rentan Terjerat Pinjaman
Perilaku belanja impulsif bisa mendorong pelakunya untuk mengambil jalan pintas dengan pinjaman. Apabila dilakukan secara terus menerus dan kemampuan finansial tidak mencukupi, bukan tidak mungkin pelaku impulsive buying ini bisa terjerat pinjaman atau kredit.
Sulit Merencanakan Keuangan untuk Masa Depan
Belanja secara impulsif ini cenderung membuat pelakunya semakin boros. Mereka rela menghabiskan uang untuk belanja hal-hal tidak penting yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan. Hal inilah yang pada akhirnya membuat pengeluaran utama harus rela dikorbankan demi keinginan sesaat.
Mencapai kemerdekaan finansial tidak mudah jika tanpa perencanaan keuangan yang baik.
- Dukung Pertumbuhan Kredit Digital, CBI Luncurkan Income Predictor & Debtor Insight
- PT Lautan Luas Dinilai Prospektif oleh Pefindo, Ini Sebabnya
- Feby Deru Resmi Buka Kriya Sriwijaya Ramadan Sale dan Operasi Pasar, Simak Pesannya
- BRI Life Catat Total APE Bancassurance Capai Rp 3,416 triliun
- Bank Mandiri Catat Pembukaan Akun Saham di Livin’ Investasi Melonjak 10 Kali Lipat
- Allo Bank Salurkan Rp 250 Miliar untuk Akulaku Finance