Peretas Curi 1,2 Miliar Kata Sandi
jpnn.com - Perusahaan keamanan teknologi informasi asal Amerika Serikat, Hold Security membongkar aksi sekolompok peretas asal Rusia. Kelompok peretas ini dilaporkan telah membobol 1,2 miliar nama pengguna dan kata sandi dari 500 juta alamat surat elektronik.
Laman BBC, Rabu (6/8) melaporkan kelompok melancarkan aksinya pada situs-situs yang rentan terhadap serangan melalui jaringan komputer yang terinfeksi malware. Aksi peretasan yang terbesar dari seluruh serangan ini dihimpun dari 420 ribu laman dan berbagai pemimpin perusahaan di seluruh dunia.
"Bukan hanya perusahaan-perusahaan besar yang kena, melainkan juga semua situs yang dikunjungi korban-korban mereka. Laman-laman kecil atau bahkan laman pribadi pun ikut kena", tulis Hold Security dalam laporannya.
Hanya saja, dalam laporan tersebut, Hold Security tidak menyebut secara rinci nama-nama perusahaan yang menjadi korban dari peretas asal Rusia.
Sebelumnya, Hold Security juga melaporkan serangan peretas terhadap Adobe dan Target. Data itu diperoleh setelah pihak perusahaan menghabiskan tujuh bulan untuk menemukan seberapa luas serangan terkini.
Perusahaan itu mengklaim kelompok yang melakukan serangan mendapatkan basis data curian dari sesama peretas di pasar gelap.
“Basis data ini digunakan untuk menyerang provider email, media sosial, dan situs-situs lain untuk mendistribusikan spam terhadap para korban dan mengunduh tautan berbahaya ke sistem,” kata Hold Security. (awa/jpnn)
Perusahaan keamanan teknologi informasi asal Amerika Serikat, Hold Security membongkar aksi sekolompok peretas asal Rusia. Kelompok peretas ini dilaporkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Samsung Galaxy A06 Hadir dengan Fitur Keamanan Knox Vault, Harga Rp 1 Jutaan
- Cicin Pintar Galaxy Ring Hadir di Indonesia, Bisa Monitor Kesehatan, Ini Harganya
- Gandeng Universitas Brawijaya, Komdigi Gelar FIRTUAL
- Tip Melindungi Keamanan Data Kesehatan Pribadi, Silakan Disimak
- Monitor Aktivitas Fisik dan Kesehatan dengan 5 Wearable Tech Terbaik Ini
- Teknologi Deep Learning Bisa Deteksi Penyakit Kanker, Begini Cara Kerjanya