Peretasan dan Jejaring Sosial Jadi Medan Perang Jelang Pemilu 2019
Hacker, atau peretas, dengan menggunakan alamat protokol dari China dan Rusia telah menyerang pusat data pemilih dengan tujuan mengganggu jalannya proses pemilihan presiden mendatang, seperti yang diungkapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Ketua KPU Pusat, Arief Budiman mengatakan, serangan yang terjadi hampir setiap jam ke KPU adalah upaya untuk memanipulasi dan memodifikasi konten, termasuk menciptakan pemilih siluman.
Seperti yang dikutip dari Bloomberg, Arief Budiman mengatakan belum jelas apakah motivasi serangan ini untuk mengacaukan jalannya pemilihan umum atau untuk membantu memenangkan salah satu kandidat.
Photo: Pemilihan presiden dengan kandidat Joko Widodo dan Prabowo Subianto terancam dengan serangan peretasan. (AP: Achmad Ibrahim)
Namun pengamat dari Lowy Institute di Australia mengatakan, tidaklah jelas apa yang menjadi ketertarikan Rusia dan China terhadap pemilu di Indonesia dan berbeda alasannya dengan tuduhan keterlibatan Rusia pada pilpres di Amerika Serikat yang dimenangkan oleh Donald Trump.
"Saya rasa berbeda situasi dan konteksnya, selain itu banyak organisasi di dunia yang juga menjadi korban serangan peretasan sehingga tidak hanya Indonesia," ujar Ben Bland, peneliti sekaligus Direktur Southeast Asia Project di Lowy Institute.
Tidak hanya itu, Ben juga mempertanyakan seberapa banyak orang Rusia dan China yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.
"Pada umumnya, KPU dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) telah melakukan pekerjaan mereka dengan baik selama beberapa dekade untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pemilhan umum."
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat