Pergerakan Pastor Terpantau Drone, Ditahan Beberapa Hari

Pada kasus lain, seorang pria tertangkap mengirim minuman keras, padahal ia mengantongi izin pengiriman makanan, kata Kabera.
"Tetap di rumah. Itu yang kami coba tegakkan," ujar dia.
Sebagaimana banyak negara di Afrika, Rwanda sejauh ini melaporkan sedikit kasus positif COVID-19 dengan 138 pasien positif dan belum ada korban jiwa.
Akan tetapi, banyak pihak khawatir wabah akan terus memburuk beberapa bulan ke depan.
Rwanda menetapkan karantina wilayah pada 21 Maret. Warga diperbolehkan ke luar rumah hanya untuk membeli makanan, obat. Berpergian antarkota dan antardistrik dilarang oleh pemerintah.
Otoritas setempat pada Jumat (17/4) memperpanjang aturan karantina wilayah sampai 30 April.
Rwanda telah lama dikenal sebagai pusat pengembangan teknologi di kawasan, tetapi penggunaan drone sebagai salah satu upaya penanggulangan COVID-19 tidak unik.
Dari permukiman kumuh di India sampai pedesaan di Inggris, pemerintah masing-masing negara mengerahkan drone untuk sosialisasi aturan, memantau pergerakan warga, dan menyemprotkan cairan disinfektan.
Seorang pastor di Rwanda ditahan di tengah pandemi virus corona COVID-19, setelah gerakannya terpantau drone.
- Sambut Era Baru Dari Hiburan, Arka Entertainment Hadirkan Revolusi Teknologi Drone
- Menhut Pastikan Jajarannya Tak Terlibat dalam Penanaman Ladang Ganja di Area TNBTS
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO