Pergi ke Puncak ketika Musim Turis Timur Tengah Tiba (1)

Ajak Calon Mempelai Pria Pilih Gula atau Kopi

Pergi ke Puncak ketika Musim Turis Timur Tengah Tiba (1)
Pergi ke Puncak ketika Musim Turis Timur Tengah Tiba (1)

''Tapi orang yang seperti itu yang jarang ngasih uang lebih. Yang sering datang ke sini malah lebih pelit daripada yang baru pertama datang,'' ujar Asep.

Lantas, bagaimana prosedurnya? Salah seorang calo kawin kontrak, Husin, sebut saja begitu, mengakui awalnya memang harus ada kesepakatan harga. Untuk jangka waktu tiga hingga empat bulan, calo bisa mematok tarif Rp 5 juta hingga Rp 7 juta. Semakin lama jangka waktunya tarif semakin mahal.

Setelah itu, turis akan diajak untuk mendatangi calon mempelai wanita. Wanita itu biasanya masuk dalam list calo. ''Mereka harus diajak. Kami kan nggak tahu. Kalau dikasih gula, ternyata minta yang kopi. Dikasih kopi, ternyata mintanya gula,'' katanya. Gula dan kopi merupakan istilah umum di kamus calo untuk merujuk pada warna kulit calon istri. Kopi untuk yang berkulit hitam dan gula untuk yang berkulit putih.

Saat melihat calon mempelai, turis Timur Tengah tak hanya melihat warna kulit. Mereka juga harus mengecek kualitas fisik yang dimiliki calon mempelai. Tak jarang, mereka juga meraba-raba bagian yang menjadi ''favorit'' mereka. Kalaupun tidak jadi, calon mempelai yang sudah diraba-raba itu akan diberi uang ganti. ''Ya, paling dikasih gocap (sekitar 50 ribu)'' katanya.

Mei hingga Agustus nanti, kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, seperti biasa, memasuki masa banjir wisatawan asal Timur Tengah. Ada yang sekadar berlibur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News