Pergi Sekolah 4.000 Kilometer Demi Papua
Doornik mengatakan sekolah juga melobi pemerintah daerah untuk membayar siswa yang paling menjanjikan untuk melanjutkan pendidikan mereka.
"Kami meyakinkan pemerintah lokal bahwa masa depan Papua ada di tangan mereka. Mereka harus meyakinkan orang tua bahwa anak-anak perlu dididik," katanya.
"Kami berharap mereka akan kembali untuk belajar lagi dan membantu membangun Papua."
Doornik percaya Papua membutuhkan sistem pendidikan dengan pola sekolah asrama, dan mengatakan Sekolah Anak Indonesia telah menetapkan satu di provinsi Asmat.
"Kami pikir ini adalah sistem yang tepat untuk mempercepat pendidikan di sana."
Demira berharap untuk menjadi seorang arsitek sehingga dia dapat kembali ke Tolikara dan membantu daerah itu berkembang.
"Pertama saya ingin membangun sekolah, dan kemudian saya akan membangun bangunan lain," katanya.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata