Perguruan Tinggi Berharap Mendikbud Tidak Mengubah Prosedur Pengajuan Guru Besar
Kebijakan ini dirasakan Prof Ginta yang meraih guru besarnya dalam waktu dua bulan. Menurut Ginta, program di era Dirjen SDID sangat baik karena bisa memangkas jalur birokrasi.
"Ini yang kami harapkan agar Mendikbud Nadiem Makarim tidak mengubah aturan tersebut. Sebab, aturan yang lalu sangat baik dalam mendorong jumlah guru besar dan doktoral," tandasnya.
Sebelum pengukuhan tiga guru besar UT ini menyampaikan orasi ilmiahnya. Prof Imam membawakan orasi berjudul Pemikiran Pendidikan IPS sebagai synthetic discipline.
Prof Ginta judul orasinya Shared Value Sense: Inovasi dalam Tanggung Jawab Sosial dan Solusi Kreatif Korporasi. Sedangkan Prof Suciati membawakan orasi Transformasi Digital sebagai Terobosan Teknologi Pendidikan.
Terkait program doktoral, Prof Ojat mengungkapkan, peminatnya sangat banyak. Tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Saat ini ada 100 mahasiswa doktoral yang diterima dari pelamar lebih dari 150. 100 mahasiswa ini tersebar di UT Serang, Jember, Jakarta, dan Surabaya.
Ojat mengatakan, meski program doktoralnya online tetapi kualitas tetap terjaga. Itu sebabnya, meski peminat bejibun, UT membatasi calon mahasiswa doktoral yang diterima.
"Inikan program doktoral ya jadi tidak seperti S1. Makanya sebelum diterima ada berbagai persyaratan yang harus mereka penuhi. Jadi enggak sembarangan juga," ucapnya. (esy/jpnn)
Rektor UT Prof Ojat Darojat memasang target, setiap tahun ada lima hingga enam guru besar dari Universitas Terbuka.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Jaga Warisan Budaya, Himmas UT Taiwan Sukses Gelar Indonesia Tempo Doeloe IV
- PMI Penyumbang Devisa Terbesar Kedua, UT Dorong Tingkatkan Kompetensi
- Migrants Day 2024, Menakar Urgensi Pendidikan Tinggi bagi Pekerja Migran Indonesia
- Sebaiknya Menteri LH Cabut Permen Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran
- Perdana, Universitas Terbuka Gelar Wisuda Langsung dari Jepang
- Dorong Inovasi dan Kolaborasi, Pascasarjana UT Gelar FUSION 2024