Perhotelan Berpotensi Pangkas Tenaga Kerja

jpnn.com, SURABAYA - Sektor perhotelan berpotensi mengurangi tenaga kerja.
Hal tersebut dilakukan sebagai akibat tingginya biaya operasional, mulai upah karyawan hingga perkembangan teknologi saat ini.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur M. Soleh mengatakan, perkembangan teknologi yang cukup pesat sekarang telah menjadi tantangan tersendiri bagi sektor perhotelan.
”Contohnya, saat ini parkir sudah menggunakan alat sehingga tidak butuh lagi tenaga yang menjaga pintu masuk. Kemudian, juga zaman sekarang berkembang self-service di restoran,” kata Soleh, Rabu (27/9).
Contoh lainnya adalah layanan hotel yang berupa makanan dan minuman sudah mulai menggunakan produk dari restoran lain.
Dengan demikian, tidak ada koki atau chef yang bekerja di hotel tersebut.
Sebab, selama ini biaya kitchen dianggap cukup tinggi, mulai bahan pokok hingga gaji para koki.
”Sebetulnya juga bukan semata-mata karena upah karyawan, tapi pengurangan tenaga kerja juga dilakukan karena dampak perkembangan IT itu sendiri,” ujar Soleh.
Sektor perhotelan berpotensi mengurangi tenaga kerja.
- Soal Penutupan Sementara Padma Hotel Bandung, Ini Penjelasan Manajemen
- Rayakan Liburan Paskah yang Mewah di The Ritz-Carlton Bali
- Ambil Alih 99% Saham CKBD, CBDK Hadirkan Hotel Bintang 5 di Kawasan NICE
- Kamar 503 Hotel Grand Hap Solo Kebakaran, Ini Info Polisi
- Pendapatan Hotel di Palembang Turun 20 Persen, Dampak Efisiensi Anggaran Prabowo?
- Dampak Efisiensi Anggaran, Puluhan Ribu Karyawan Sektor Perhotelan di Jawa Barat Terancam PHK