Perhutani Gandeng PT LEN Petakan Hutan Dengan Drone
jpnn.com - JAKARTA - Perum Perhutani mengandeng PT LEN Industri menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Penggunaan Sistem Pengendali Pesawat terbang Tanpa Awak (PTTA).
Kerjasama itu dilakukan untuk menunjang kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan Perhutani.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan teknologi drone atau pesawat tanpa awak akan membantu mengoptimalkan kegiatan operasional pengelolaan hutan Perhutani.
"Karena alat ini bisa dimanfaatkan untuk menginventarisir pokok pohon, memonitor kondisi tegakan di lapangan dengan lebih baik. Nantinya alat akan dilengkapi night vision, sehingga bisa membantu menjaga pohon dari pencurian," tutur Denaldy.
Pesawat terbang tanpa awak (drone) adalah sebuah mesin terbang yang dilengkapi kamera, berfungsi dengan kendali pilot jarak jauh dan mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh.
Perum Perhutani mengelola hutan 2,4 juta ha di Pulau Jawa dan Madura, dengan penerapan komposisi tebang dan tanam adalah 1 : 9 yang artinya setiap tebang diikuti dengan penanaman sembilan kalinya.
Total area pengelolaan hutan Perhutani Group termasuk delapan anak perusahaan mencapai 3.7 juta ha.
Dengan luas kawasan hutan tersebut kerapkali Perhutani memiliki persoalan terkait tata waktu dalam perencanaan pengelolaan hutan, pengawasan dan perlindungan hutan yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
JAKARTA - Perum Perhutani mengandeng PT LEN Industri menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Penggunaan Sistem Pengendali Pesawat terbang Tanpa Awak
- PT Anugerah Samudra Madanindo Pastikan Kelancaran Pembangunan PLTU Batang
- Matahariland Akan Hadirkan Cluster Terbaru di Bandung Selatan, Lokasinya Strategis
- Terjadi Kecelakaan Kerja Berulang, Wamenaker Tinjau Smelter IMIP
- Bank Mandiri Segera Bergerak Bantu Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di NTT
- Grab Megahedon Tebar Diskon Lebih Besar Hingga Mobil Listrik
- Artificial Intelligence Tingkatkan Produktivitas Manufaktur & Daya Saing Indonesia