Perihal Keppres Terkait 1 Maret, HMS: Jangan Belokkan Sejarah, Jasa Pak Harto Sangat Besar
“Jadi, sangat jelas dalam instruksi rahasia itu tentang peran Pak Harto untuk mengadakan serangan besar-besar," ujarnya.
Oleh karena itu, tegas Hardjuno menghilangkan peran Soeharto merupakan bentuk manipulasi sejarah.
Apalagi, jasa Letkol Soeharto dalam mempertahankan Yogyakarta dalam peristiwa tersebut sangat besar.
“Saya minta, pemerintah jangan membelokkan sejarah dengan tidak mencantumkan nama Soeharto sebagai salah satu sosok penting di samping sosok-sosok lainnya yang namanya dicantumkan dalam Keppres tersebut," imbuhnya.
Hardjuno menilai saat ini ada upaya sistematis menghilangkan nama Presiden Soeharto dalam sejarah bangsa ini.
“Tengok saja saat ini. Semua yang berbau pak Harto maupun trahnya diobok-obok. Ini saya kira, sikap politik yang kerdil,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hardjuno kembali menegaskan jasa Soeharto yang saat itu berpangkat sebagai Letkol tidak dapat dipungkiri.
Letkol Soeharto saat itu memang merupakan orang yang menjadi kepercayaan Jenderal besar Soedirman untuk melancarkan serangan terhadap Belanda yang saat itu menguasai Yogyakarta.
Ketua Umum Gerakan HMS Center, Hardjuno Wiwoho merespons Keppres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang tidak mencantumkan nama mendiang Presiden Soeharto terus menuai kecaman.
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- KTKI Soroti Proses Penerbitan Kepres KKI oleh Kemensetneg
- Akbar Yanuar
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Tak Hanya Jaga Kualitas Kendaraan, Hino juga Peduli Keselamatan Sopir Truk dan Bus
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau