Peringatan 100 Tahun Pondok Gontor, HNW: Harmoni Islam dan Negara Harus Terus Dijaga

Di dalam mars Gontor itu disebutkan bahwa ada tiga jenis ibu yakni, ibu biologis atau ibu kandung, Gontor sebagai ibu dan Indonesia sebagai ibu.
Menurut HNW, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat fenomenal. Artinya, Gontor sangat menjaga hubungan baik dengan negara Indonesia.
Inilah yang membuat Gontor terus berkembang, lebih dari 20 cabang pondok pesantren. Muridnya sangat banyak berlipat-lipat hingga lebih dari 32 ribu anak didik.
Semangat itulah yang dibawa Gontor memasuki abad ke dua kehadirannya sesuai tema yang diputuskan Badan Wakaf, lembaga tertinggi di Gontor, yakni 'Menghadirkan Nilai-Nilai Islam Membangun Peradaban Utama'.
"Harmoni semacam ini, menurut saya harus terus dibangun, dijaga dan dikuatkan sehingga tidak ada ketegangan antara negara dengan pesantren. Apalagi di tahun politik, menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka," tegasnya.
HNW menilai hal itu benar-benar perlu dijaga sehingga terjalinlah terus menerus hubungan yang betul-betul menghadirkan komitmen untuk kebaikan negara dan pesantren, dan hadirnya peradaban yang utama.
Acara Sujud Syukur dan Pembukaan Peringatan 100 Tahun Gontor berlangsung lancar dan dihadiri alumni Gontor di seluruh pesantren alumni se-Indonesia dan di seluruh dunia.
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Ketum MUI yang juga Wakil Rais 'Aam PBNU KH Muhammad Anwar Iskandar.
HNW menyampaikan relasi yang sangat baik antara negara dengan ormas Islam dan dengan lembaga pendidikan Islam dan menjadi bagian penting untuk selalu dijaga
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Waka MPR: Seni Ukir Jepara Bangkit di Tangan Generasi Muda
- Neng Eem Puji Keputusan Presiden Prabowo yang Umumkan Ojol dapat THR
- Jaga Warisan Intelektual Bangsa, Ibas Siap Kawal Regulasi dan Insentif Penulis
- Wakil Ketua MPR Tegaskan Pentingnya Regenerasi demi Keberlangsungan Seni Ukir Jepara
- Audiensi dengan Penulis Perempuan, Ibas Sampaikan Menulis Bisa Membentuk Peradaban