Peringatan BMKG untuk Warga Jatim Wilayah Selatan, Ada Datanya
jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Jawa Timur (Jatim) wilayah selatan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Pasalnya, wilayah selatan Jatim akhir-akhir ini sering diguncang gempa bumi seperti yang terjadi pada Minggu (5/70 dinihari pukul 02.09.21 WIB dengan magnitudo 5,3.
"Gempa selatan Blitar pada Minggu dinihari episenternya terletak sangat dekat dengan sumber gempa merusak di Jatim selatan, yang terjadi pada 15 Agustus 1896 dan 20 Agustus 1896," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, catatan gempa kuat masa lalu dapat menjadi data dukung kesiapsiagaan, bahwa gempa kuat memiliki periode ulang dengan periodesitas tertentu.
Sehingga gempa kuat yang terjadi di suatu wilayah pada masa lalu sangat mungkin dapat berulang kembali kejadiannya.
Sebelumnya peristiwa gempa tektonik M 5,0 mengguncang selatan Pacitan Jatim pada 22 Juni 2020 dan Minggu dinihari 5 Juli 2020 pukul 02.09.21 WIB wilayah selatan Jatim kembali diguncang gempa tektonik berkekuatan M 5,3.
Episenter-nya terletak pada koordinat 9,26 LS dan 112,24 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 125 km arah Selatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, pada kedalaman 92 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter-nya, gempa tersebut merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi batuan pada Lempeng Indo-Autralia yang menunjam/tersubduksi ke bawah Pulau Jawa.
BMKG menyampaikan peringatan untuk warga Jatim wilayah selatan Jatim agar selalu waspada.
- Prakiraan Cuaca Jakarta Jumat Ini, Hujan dari Pagi Sampai Sore
- Prakiraan Cuaca Hari Ini: Waspada Potensi Hujan Petir di Wilayah Berikut
- Prakiraan Cuaca BMKG, Kota Besar Indonesia Diguyur Hujan Hari Ini
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 19 November: Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 18 November, Hujan Ringan hingga Sedang di Mayoritas Wilayah Indonesia