Peringatan Dini BMKG Soal Potensi Bahaya Tsunami Nontektonik

Peringatan Dini BMKG Soal Potensi Bahaya Tsunami Nontektonik
Tsunami. Foto: Pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memperingatkan bahwa wilayah perairan Indonesia menyimpan potensi bahaya tsunami nontektonik yang cukup besar.

Hal itu dilihat dari beberapa kejadian tsunami akibat longsoran terkini maupun tsunami masa lalu, yang belum terungkap penyebabnya.

"Ini merupakan pertanda bahwa wilayah perairan kita menyimpan potensi bahaya tsunami nontektonik yang cukup besar," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, di Jakarta, Senin (27/4).

Dia menyayangkan, kajian mengenai potensi longsoran dasar laut yang dikaitkan dengan risiko tsunami di Indonesia masih sangat jarang, kebanyakan kajian risiko tsunami akibat gempa tektonik.

Dia menjelaskan di Indonesia ada beberapa kasus tsunami masa lalu yang hingga kini belum terungkap penyebabnya.

Diduga tsunami itu berasosiasi dengan longsoran dasar laut, seperti tsunami Teluk Ambon 28 November 1708, tsunami Manggarai 14 April 1855, dan tsunami Bacan 10 Juni 1891.

Termasuk kejadian tsunami Saparua 20 Juni 1891, tsunami Pulau Sumber Gelap 16 Maret 1917, dan tsunami Halmahera Utara 2 April 1969. Dalam semua peristiwa tersebut, tsunami tidak didahului oleh aktivitas gempa tektonik.

Beberapa peristiwa tsunami mematikan di Indonesia, di antaranya diduga diamplifikasi oleh dampak ikutan berupa longsoran dasar laut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memperingatkan bahwa wilayah perairan Indonesia menyimpan potensi bahaya tsunami non tektonik yang cukup besar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News