Peringatan Moore
Oleh Dahlan Iskan

jpnn.com - SIAP-SIAPLAH dunia kita dipimpin Donald Trump lagi. Setelah konvensi Partai Republik pekan lalu, nama Trump melejit lagi.
Perbedaan citra antara Trump dan Joe Biden juga kian nyata. Terutama di mata pendukung Trump.
Bahkan mulai muncul istilah baru: mau pilih hidup di Amerikanya Trump atau di Amerikanya Biden.
Kesan umum yang muncul –setelah konvensi itu– Trump adalah lambang kekuatan, ketertiban, dan lebih dekat ke Tuhan.
Biden, calon presiden dari Partai Demokrat itu, dikesankan lemah, suka demo, rusuh, penjarah dan jauh dari Tuhan.
"Amerika mau rusuh terus? Mau terjadi penjarahan terus? Pilihlah Biden," begitu tema baru yang dimunculkan selama konvensi.
Dan tema itu masuk ke sanubari masyarakat Amerika. Yang umumnya kelas mapan. Yakni masyarakat yang benci kerusuhan apalagi penjarahan.
Kesan yang lain: Trump lebih asli Amerika daripada Biden. Fakta bahwa mereka sama-sama murni kulit putih tidak penting lagi.
Trump bisa menutupi kenegatifan itu dengan persepsi-persepsi negatif untuk Biden. Maka fakta tidak lagi penting. Yang terpenting adalah persepsi.
- Bulan Ranjang
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Apresiasi Langkah Pemerintah Merespons Tarif Impor Trump, Demokrat: Pendekatan Cerdas
- Prabowo Yakin RI Bisa Hadapi Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
- Tunggu 20 Persen
- Permalukan Trump, Iran Tegaskan Ogah Berunding Langsung dengan Amerika