Peringatan Pakar Penyakit Menular untuk Para Demonstran di AS, Jangan Remehkan!
jpnn.com, WASHINGTON - Ribuan orang warga Amerika Serikat melakukan aksi unjuk rasa di tengah pandemi COVID-19, memrotes kematian George Floyd di tangan seorang polisi.
Otoritas Washington DC pada Rabu (10/6) meminta pengunjuk rasa dalam aksi protes yang menentang kebrutalan polisi dan rasisme sistematis agar melakukan tes COVID-19.
Distrik federal bergabung dengan sejumlah daerah lainnya, termasuk Boston, Dallas dan Negara Bagian New York, meminta pengunjuk rasa untuk dilakukan tes.
Diketahui, pandemi COVID-19, telah menginfeksi hampir 2 juta orang Amerika dan menelan sekitar 112.000 korban jiwa.
"Jika anda khawatir anda terpapar saat berada di komunitas atau keluar di salah satu demonstrasi, kami meminta anda untuk melakukan tes ... antara tiga sampai lima hari," kata wali kota distrik federal, Muriel Bowser kepada wartawan.
Distrik tersebut mendorong pengunjuk rasa untuk memantau diri mereka sendiri terkait tanda dan gejala penyakit pernapasan.
Otoritas juga meminta pengunjuk rasa untuk bekerja dari rumah, jika memungkinkan, selama 14 hari dan membatasi mobilitas meski pejabat kesehatan DC LaQuandra Nesbitt menambahkan bahwa pembatasan seperti itu tidak sama dengan karantina.
Ibu kota AS menambah ketersediaan tes gratis, termasuk menawarkan tes COVID-19 di stasiun pemadam kebakaran pada malam dan akhir pekan.
Aksi unjuk rasa di Amerika Serikat memrotes kematian George Floyd terus berlanjut di tengah ganasnya COVID-19.
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza