Peringatan untuk HH dan JRS, Penuhi Panggilan atau Dijemput Paksa
jpnn.com, AMBON - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku mengeluarkan maklumat untuk HH dan JRS, tersangka dua kasus korupsi berbeda yang belum memenuhi panggilan jaksa penyidik.
Kedua tersangka korupsi HH dan JRS terancam dijemput paksa karena sudah tiga kali pemanggilan, keduanya tidak kunjung hadir dengan berbagai alasan.
"Yang pertama adalah tersangka HH dalam kasus korupsi dana proyek pembuatan taman kota dan pelataran parkir pada Dinas PUPR Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang menimbulkan kerugian negara lebih dari Rp 1 miliar," kata Kajati Maluku Rorogo Zega di Ambon, Jumat (23/7).
Sementara tersangka JRH terlibat perkara penyimpangan dana pendapatan asli daerah Tawiri dari hasil penjualan lahan untuk pembangunan sarana dermaga Lantamal IX Ambon yang menimbulkan kerugian Rp 3,8 miliar.
Rorogo meminta kedua tersangka yang terlibat dugaan korupsi antara 2016 dan 2017 itu segera memenuhi panggilan jaksa.
"Kalau tidak, akan ditempuh upaya hukum dengan jemput paksa keduanya," katanya menegaskan.
Selain melakukan upaya paksa, jaksa juga akan memasukan tersangka HH dalam daftar pencarian orang dan menangkapnya sesuai dengan kewenangan penyidik.
Tersangka HH yang merupakan Direktur PT Inti Artha dan perempuan berinisial JRS sebelumnya sama-sama memberikan alasan terpapar Covid-19 berdasarkan surat keterangan dokter.
Rorogo Zega berikan warning untuk HH dan JRS untuk penuhi panggilan penyidik, atau dijemput paksa.
- Bupati Lampung Timur Diperiksa Jaksa terkait Korupsi Proyek Gerbang Rumah Dinas
- Respons PDIP Semarang soal Kasus Mbak Ita di KPK
- Perhitungan Kerugian Negara Korupsi SPPD Fiktif DPRD Riau Menjadi Rp 162 miliar
- Mbak Ita Belum Kelihatan di Balai Kota Semarang sejak Gugatan Praperadilannya Ditolak
- Gugatan Praperadilan Dugaan Korupsi Ditolak, Mbak Ita Tak Terlihat di Balai Kota Semarang
- Kasus Dugaan Korupsi Seleksi PPPK Langkat, 5 Tersangka Ditahan Kejati Sumut