Peringati 26 Tahun Reformasi, Aktivis Jejerkan Instalasi Ribuan Tengkorak dan Kuburan

Peringati 26 Tahun Reformasi, Aktivis Jejerkan Instalasi Ribuan Tengkorak dan Kuburan
Para aktivis hingga korban pelanggaran HAM melakukan aksi instalasi peringatan 26 tahun Reformasi serta napak tilas pelanggaran hak asasi manusia era Orde Baru pada Selasa (21/5). Foto: Fathan

jpnn.com, JAKARTA - Para aktivis hingga korban pelanggaran HAM melakukan aksi instalasi peringatan 26 tahun Reformasi serta napak tilas pelanggaran hak asasi manusia era Orde Baru pada Selasa (21/5).

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Jl. Diponegoro No.72, Menteng, Jakarta Pusat, mereka menggelar pertujukan 2 ribu tengkorak dan seribu kuburan yang ditampilkan secara dramatis dan diperkuat dengan pameran foto.

Aksi ini bercerita tentang kekerasan Orde Baru yang menurut berbagai literasi membantai lebih dari 500 ribu jiwa dalam sekian banyak peristiwa berdarah baik untuk kepentingan politik maupun ekonomi kekuasaan dan kroninya.

Adapun, sejumlah kasus pelanggaran yang menjadi sorotan hingga saat ini diantaranya Penembakan Misterius 1982, Rumah Heudong 1989, Kasus Sutet, Pembunuhan Munir, Udin Bernas, Marsinah, Pembunuhan Massal 1965, Poso, dan Sampit.

Berdasarkan pantauan di lokasi, mahasiswa, media, dosen, fotografer, dan pembuat konten sosmed begitu antusias melihat penampakan pertujukan 2 ribu tengkorak dan Seribu kuburan di berjejer di halaman markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia.

Mereka juga terlihat memperhatikan satu per satu instalasi kuburan yang terbuat dari papan triplek. Di setiap instalasi kuburan itu juga terdapat sejumlah nama korban pelanggaran HAM, di antaranya Munir, Widji Thukul, Marsinah, hingga Udin Bernas.

Taburan bunga juga menghiasi instalasi kuburan yang ada di sana.

Sebuah bendera merah putih dengan warna sudah mulai pudat juga terpampang di atas tumpukan instalasi tengkorak.

Aksi ini bercerita tentang kekerasan Orde Baru yang menurut berbagai literasi membantai lebih dari 500 ribu jiwa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News