Peringati Hari Anzac, Foto Korban PD II Diabadikan di Alas Piring
"Ia adalah seorang gadis lokal dan hidupnya berakhir pada usia 31 atau 32 dalam keadaan yang sangat mengerikan. Kondisi ini menyoroti kebrutalan dan kebodohan perang," kata Hartigan.
Program alas piring bergambar wajah Elaine Balfour-Ogilvy -yang telah dijalankan selama tiga tahun -ini adalah gagasan Ray Hartigan.
Ia khawatir bahwa janji untuk mengingat pengorbanan perang menjadi semakin sulit dipertahankan seiring berlalunya generasi.
"Kami bilang 'jangan sampai kita lupa', nah, jangan lupa, mari kita beri nama dengan tidak melupakan dan mempersonalisasi hal mengerikan yang disebut perang ini," ungkapnya.
Putri dari keluarga terpandang
Suster Balfour-Ogilvy adalah putri Harry dan Jane Balfour-Ogilvy, dan merupakan salah satu dari tiga gadis dan dua anak lelaki yang ada dalam keluarga tersebut.
Ia dididik di Sekolah Grammar Church of England di Renmark dan kemudian belajar keperawatan di Sekolah Grammar Woodlands di Adelaide.
Kerabat Elaine yang bernama David Balfour-Ogilvy tumbuh mendengar kisah Elaine dan mengatakan bahwa tak sampai perang hampir berakhir ketika keluarganya mengetahui pembantaian tersebut.
Kisah seorang perawat asal Australia Selatan, Elaine Balfour-Ogilvy, dan eksekusi terhadapnya selama Perang Dunia II akan disajikan dengan makan
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati