Peringati Hari Jamu Nasional, BPOM Bahas Jejak Empiris Obat Bahan Alam

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Jamu Nasional ke-16.
Rangkaian kegiatan Pekan Jamu dengan tema 'Sehatkan Negeri Bersama Jamu' itu diadakan sejak 27 Mei 2024 hingga akhir pekan ini.
Hal tersebut sebagai wujud implementasi jamu sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO dan dukungan dalam pengembangan serta pemanfaatan Obat Bahan Alam.
Berbagai rangkaian kegiatan menarik telah dilaksanakan berupa FGD, talkshow, webinar, hingga business matching berbicara di sisi hilir pengembangan obat bahan alam.
Sebagai penutup kegiatan Pekan Jamu, pada Jumat, 31 Mei 2024 telah dilaksanakan FGD 'Jejak Empiris Obat Bahan Alam Menuju Produk Bermutu'.
FGD tersebut menitikberatkan pengembangan dari sisi hulu dengan mempertimbangkan jamu dari sisi sumber bahan baku tanaman obat, sehingga dapat ditelusuri, dicatat dan didokumentasikan sebagai data empiris tanaman obat/pengobatan tradisional.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Suplemen Kesehatan, Mohamad Kashuri, SSi, Apt, M.Farm, mengatakan, bukti empiris dapat menjadi dasar klaim khasiat kategori jamu atau dapat menjadi data dukung awal dalam pembuktian klaim pada kategori obat herbal terstandar dan fitofarmaka selain bukti ilmiah berupa data praklinik dan/atau data klinik.
“Selama ini bukti empiris berasal dari naskah klasik, farmakope, monografi, atau referensi ilmiah lain yang diakui. Pemahaman mengenai manfaat jejak empiris obat bahan alam Indonesia diharapkan dapat mendorong semua pihak, untuk mulai melakukan dokumentasi tumbuhan obat/ramuan obat dengan cara yang tepat, sehingga dapat menjadi modal ditemukannya obat bahan alam baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomi," kata Mohamad Kashuri di Aula Bhineka Tunggal Ika, Gedung Badan POM, Jalan Percetakan Negara, Jumat (31/5).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Jamu Nasional ke-16.
- BPOM Bantah Isu di Medsos soal Produk Ratansha Gunakan Merkuri
- BPOM Temukan Boraks dalam Kerupuk Gendar saat Inspeksi Takjil di Semarang
- Pakar Sebut Informasi Air Galon Sebabkan Kemandulan Pembodohan Publik
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- KKI: 75% Distribusi Galon Guna Ulang Tidak Penuhi Standar Keamanan
- Khasiat Makin Teruji & Dipercaya, Jamu Berpotensi jadi Pendamping Pengobatan Modern