Peringati KAA, LaNyalla Ingatkan Kasus Sri Lanka yang Terjerat Utang

Termasuk bagaimana China sebagai pemberi utang kepada Sri Lanka memberi kelonggaran melalui skema restrukturisasi utangnya yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur di Sri Lanka.
“Ini penting saya sampaikan, jangan sampai tudingan bahwa China sebagai pemberi pinjaman terbesar keempat Sri Lanka, setelah pasar keuangan global, Bank Pembangunan Asia, dan Jepang, menggunakan utang sebagai jebakan untuk negara-negara yang lebih kecil dan lebih miskin,” ujar Senator asal Jawa Timur itu.
LaNyalla pun mengingatkan pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng utang luar negeri. Terutama yang menggunakan skema turn key project untuk proyek-proyek infrastruktur.
Dia mengingat kasus Sri Lanka, negara tersebut harus menyerahkan pelabuhan strategis mereka, Hambantota, untuk dikelola oleh BUMN China.
LaNyalla melansir CNBCIndonesia, pada Februari 2022, utang luar negeri Indonesia kepada China tercatat US$ 20,78 miliar. Naik 0,76% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mtm).
Dalam periode yang sama, utang luar negeri dari Singapura turun 0,75%, dari AS turun 0,22%, dan Jepang turun 0,91%.(fri/jpnn)
Pada momen peringatan KAA, LaNyalla meminta negara-negara Asia-Afrika mewaspadai jebakan utang luar negeri yang bisa berubah jadi alat tekan kedaulatan negara.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Aset BUMN Tak Cukup Tutupi Utang, Pengamat: Ini Tanda Bahaya Serius
- Jimmy Masrin Siap Terbuka & Kooperatif, Kuasa Hukum: Ini Masalah Utang yang Berstatus Lancar
- Indonesia Raih 2 Gelar Juara di Sri Lanka International Challenge 2025
- Istana: Daripada Berutang, Lebih Baik Efisiensi
- Kabur Setelah Membacok Iskandar, Mukrim Warga OI Dibekuk Polisi
- Asia Africa Spirit Diluncurkan Demi Pariwisata & Kebudayaan Dua Benua