Peringati Maulid Nabi, Jokowi Minta Doakan Korban Musibah
jpnn.com - JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat Indonesia agar di awal tahun ini mendoakan warga korban bencana maupun musibah. Permintaan ini disampaikan Jokowi saat berpidato dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, Jakarta, Jumat malam, (2/1).
Meskipun tidak spesifik menyebut bencana dan musibah yang dimaksud namun dalam beberapa waktu terakhir ini, Indonesia memang disibukkan dengan evakuasi. Setidaknya, ada dua musibah besar yang melanda pada Desember 2014. Yakni tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dengan ratusan korban dan terkini insiden AirAsia QZ8501.
"Secara khusus malam hari ini marilah kita mendoakan saudara-saudara kita baik yang tertimpa musibah maupun bencana. Semoga saudara-saudari kita yang wafat diterima amal ibadahnya dan shalatnya dan pada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan," ujar presiden.
Acara itu dihadiri oleh Ibu Negara Iriana, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istri Mufidah Jusuf Kalla serta jajaran menteri Kabinet Kerja serta tokoh-tokoh agama.
Dalam pidatonya presiden juga mengajak umat Islam untuk meneladani sikap-sikap Nabi Muhammad. Terutama nilai-nilai keadilan, keberadaban dan toleransi dengan sesama.
"Peringatan Maulid harus kita maknai sebagai peningkatan umat Islam menuju Islam yang rahmatan lil alamin. Begitu lah kita membangun tata Islam yang menjaga perdamaian, dan menebarkan keadilan serta toleransi," tandas Jokowi. (flo/awa/jpnn)
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat Indonesia agar di awal tahun ini mendoakan warga korban bencana maupun musibah. Permintaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan