Peringati May Day, Buruh Kuasai Ibukota
SBY: Bagilah Keuntungan Kepada Karyawan
Minggu, 02 Mei 2010 – 02:26 WIB
Belasan mobil lapis baja Polisi tampak disiagakan di kanan kiri Istana Merdeka, sedangkan puluhan perlengkapan pasukan penindak huru-hara digelar rapi di balik kawat berduri yang melindungi istana. Dalam aksinya, buruh sempat membakar seekor tikus raksasa yang menurut mereka menyimbolkan koruptor yang merugikan rakyat dan buruh.
Baca Juga:
Menanggapi aksi buruh itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan pemerintah berusaha menampung semua aspirasi buruh demi kesejahteraan bersama. Pemerintah, kata dia, terus berusaha menangkap seluruh aspirasi dan menghormati semangat merayakan Hari Buruh Internasional itu. "Sehingga pemerintah mampu menangkap spirit yang sesungguhnya dari upaya kita mensejahterakan para pekerja dan buruh," kata Muhaimin.
Dalam peringatan hari buruh itu, Muhaimin didampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan Gubernur Jawa Barat meninjau dan berdialog dengan pekerja PT Toyota Motor manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Mesindo Era Sakti di Kawasan Industri Karawang. Rombongan pejabat negara itu juga menyempatkan makan bersama para buruh.
"Kami berharap agar ada titik temu antara pekerja dan pengusaha, agar dalam rangka memeriahkan atau menangkap spirit semangat dari May Day atau Hari Buruh International ini, semuanya tidak ada satupun kendala," kata Muhaimin.
JAKARTA -- Peringatan Hari Buruh atau dikenal dengan May Day di Ibukota Jakarta berlangsung dengan meriah. Ribuan massa buruh merayakan hari buruh
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Semarang Serahkan Tersangka dan Barang Bukti Kasus Rokok Ilegal ke Kejaksaan
- Ketua MK Prediksi Ratusan Kandidat Bakal Mengajukan Sengketa Pilkada
- Truk Bawa Pendukung Paslon Bupati Tolikara Terbalik, 5 Orang Tewas, Lainnya Luka-Luka
- Terbukti Korupsi Proyek Kereta Api, 2 Mantan Kepala Balai KA Ini Divonis Penjara Sebegini
- DPM Beri Beasiswa Pelajar Berprestasi Kuliah ke China
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Jangan Ada Lagi Guru yang Dipidana