Peringatkan Penguasa yang Menzalimi Rizieq, Ustaz Abdul Somad Ungkap Kisah Trump dan SBY
jpnn.com, JAKARTA - Ustaz Abdul Somad (UAS) merasa tergelitik melihat fenomena penegakan hukum yang tebang pilih. Dia mencontohkan masalah yang menimpa para aparat karena berhubungan dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS)
Yang berkaitan dengan Habib Rizieq, tidak segan-segan diberikan sanksi. Sedangkan untuk kasus lainnya yang serupa seperti kerumunan massa, menurut UAS, tidak mendapatkan sanksi.
Begitu pula dengan hinaan yang diderakan kepada Habib Rizieq, menurutnya, seolah-olah diabaikan. Padahal yang dihina adalah seorang ulama.
UAS pun lantas mengingatkan para pemimpin negara yang tengah berkuasa. Bahwa, jabatan itu ada masanya. Hari ini dihormati begitu jabatan itu lepas, bukan tidak mungkin akan panen hinaan.
"Wahai para pemimpin yang hari ini dititipkan amanah kekuasaan. Beberapa hari ini kau lihat apa yang dilakukan orang pada Donald Trump," kata UAS dalam ceramahnya di kanal YouTube religiOne.
Dia menuturkan soal kehebatan Donald Trump saat berkuasa di negara adidaya dengan kekuasaan besar dan kaya raya.
Namun, ketika kekuasaan diambil Joe Biden, Donald Trump justru dipermalukan banyak pihak.
"Kalau hari ini punya kekuasaan sampai masanya kau pun akan mengalami seperti yang dialami Donald Trump. Jabatan itu dicabut oleh Allah," kata UAS mengingatkan.
Ustaz Abdul Somad alias UAS mengingatkan para penguasa bahwa jabatan itu ada masanya dan bisa saja kejadian merasakan kejadian yang sama seperti yang menimpa Trump dan SBY.
- Ronny Bicara Putusan MK, Anggota TNI & Polri Kena Pidana Kalau Tak Netral
- Ulas Putusan MK, Megawati Bicara Sanksi Pidana Bagi ASN & Anggota TNI/Polri yang Tak Netral
- Letjen TNI Richard Pimpin Upacara Pemberangkatan Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXVII-K ke Afrika Tengah
- Soal Putusan MK, PDIP Tak Akan Diam Jika ASN hingga TNI-Polri Melanggar Netralitas
- Putusan MK jadi Kekuatan Bawaslu Awasi ASN, TNI, Polri, hingga Kades yang Tak Netral
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer