Peringkat Keamanan Siber Indonesia Ternyata Rendah, nih Datanya
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai perusahaan penyedia layanan teknologi seperti internet provider dan layanan aplikasi sebaiknya terus melakukan perbaikan dalam keamanan siber.
Dia menyebutkan, berdasarkan ranking National Cyber Security Index (NCSI), posisi Indonesia ada diperingkat 83 dari 160 negara.
"Artinya, kualitas keamanan siber masih perlu perbaikan signifikan,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (14/5).
Menurut dia, konsumen memang pada awalnya sensitif terhadap harga ketika pertama kali mengenal koneksi internet. Konsumen cenderung mudah gonta-ganti provider karena perbedaan harga.
“Namun, makin tinggi pemahaman konsumen khususnya soal privasi data pribadi dan risiko hacking atau kebocoran data, maka, preferensi akan berubah mencari kualitas layanan,” paparnya.
Karena itu, lanjut dia, di sini peran penting pemerintah juga selain dari tekanan konsumen untuk memastikan layanan berkualitas.
Contohnya, jika ada kebocoran data pribadi atau pembajakan aplikasi, maka, yang diminta pertanggungjawaban adalah pihak penyelenggara layanan.
"Bukankah ada kasus jutaan data bocor, kemudian menguap begitu saja. Ini harus menjadi pelajaran penting,” tuturnya.
Warning bagi masyarakat, ternyata keamanan siber Indonesia rendah di antara 163 negara, ini data lengkapnya
- Cloudflare 2024 Year In Review, Keamanan Siber Harus Jadi Perhatian
- Cloudflare 2024 Sebut Indonesia Punya Kinerja Digital Terbaik
- Kembangkan Sistem Transportasi dan Smart City di Indonesia, PT TKDN Gandeng Cudo
- Survei Populix Catat 67 Persen Responden Khawatirkan Risiko Keamanan Siber
- Fenomena Populisme Digital di Indonesia Sejalan dengan Kemajuan Internet
- Pemkot Tangsel Pasang 1.078 Wifi Gratis di Ruang Publik