Periset BRIN: Yang Kuasai AI pada 2030 Akan Pimpin Dunia hingga 2100
jpnn.com, ACEH - Kecerdasan artifisial (artificial Intellegence atau AI) kini banyak memengaruhi kehidupan sekaligus memudahkan pekerjaan manusia.
Perekayasa Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hammam Riza Jusuf menyatakan, kecerdasan artifisal merupakan lompatan inovasi teknologi menuju masa depan Indonesia.
“Siapa yang memimpin AI pada 2030, akan memimpin dunia hingga 2100. AI menjadi unsur peningkatan daya saing sebuah negara,” ungkap Hammam sebagaimana dilansir dari laman BRIN.
Hal itu dikatakannya saat memberikan orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat Universitas Syiah Kuala (USK) dalam Rangka Pengukuhan Profesor di Banda Aceh, Senin (21/2).
Hammam mengungkapkan bahwa banyak negara yang terus mengembangkan kecerdasan AI untuk menguasai dunia, termasuk Indonesia.
Pada 2020, BRIN bersama quad helix dari berbagai institusi pemerintah, universitas, termasuk USK, komunitas, dan industri berhasil merumuskan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020–2045.
“Rumusan ini menjadi arah kebijakan nasional untuk kesiapsiagaan dan perencanaan nasional agar mampu memanfaatkan secara optimal perkembangan teknologi AI di tanah air,” ucap Hammam.
Pria yang baru dikukuhkan sebagai profesor tidak tetap bidang kecerdasan artifisal di USK ini berhasil menerapkan beberapa hasil kajian mengenai AI.
Perekayasa Ahli Utama BRIN Hammam Riza Jusuf mengungkapkan bahwa banyak negara yang terus mengembangkan kecerdasan AI untuk menguasai dunia, termasuk Indonesia
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi
- Mendikdasmen: Coding dan Artificial Intelligence Mulai Diajarkan pada Tahun Ajaran Baru
- Ahli BRIN Mengingatkan Soal Pentingnya BMS Untuk Kendaraan Listrik
- Universitas Bunda Mulia Meluncurkan Prodi AI, Pertama di Indonesia
- Gemini AI Hadir di Google Maps