Perjalanan Mengenang Tragedi Karbala
Jumat, 24 Agustus 2012 – 01:21 WIB
Dengan dimakamkan di situ, tidak saja bisa bersebelahan dengan makam Imam Ali (yang dipercaya juga sekaligus makamnya Nabi Adam dan Nabi Nuh), namun juga membuat kunjungan lebih praktis. Ziarah ke makam Imam Ali sekalian ke keluarga masing-masing.
Bagi warga Syiah, sekali datang ke Najaf juga harus ke Karbala. Dua kota tersebut berjarak 70 km. Itu mirip dengan orang yang ke Makkah sebaiknya juga ke Madinah. Bedanya, perjalanan ziarah Najaf-Karbala ini sangat demonstratif, atraktif, dan emosional. Di Karbala itulah anak Imam Ali, Sayidina Hussein, dimakamkan.
Setiap bulan Asyura, jutaan orang Syiah melakukan perjalanan suci dari Najaf ke Karbala. Mereka jalan kaki sambil merintih, menangis, dan memukul-mukul dada. Mereka mengenang penderitaan Sayidina Hussein dan solider atas penderitaan itu.
Menyusuri jalan dua arah yang sangat mulus itu, saya membayangkan betapa padatnya sepanjang jalan tersebut saat bulan Asyura. "Kami biasanya menempuh jarak Najaf-Karbala tiga hari," kata teman saya itu. "Anda lihat, di sepanjang jalan ini banyak dibangun toilet umum dan rumah singgah. Kami bisa bermalam di sepanjang jalan ini," tambahnya.
SUNNI berlebaran Minggu, Syiah keesokan harinya. Di Iraq, tidak ada gejolak atas perbedaan itu. Pemerintah tidak terlibat. Masing-masing golongan
BERITA TERKAIT