Perjalanan Ockto Ryanto Parlaungan Mengejar Cita-Cita Jadi Komikus
Baru Rasakan Dapat Uang setelah Lima Tahun
Berbeda dengan dua rekannya yang semakin serius menekuni pekerjaan masing-masing, Ockto masih asyik dengan gambar-gambar ceritanya. Meski tidak seaktif seperti ketika awal-awal lulus kuliah, dia masih berusaha mencari peluang untuk bisa kembali bangkit.
Hingga akhirnya sekitar 2012 Ockto bertemu dengan salah satu penerbit online. Sang penerbit mengungkapkan ketertarikannya menerbitkan karya-karya komik Ockto. Terutama, karena tema yang tidak terkesan dipaksakan meniru komik mainstream Jepang untuk menarik pembaca.
Semangat Ockto untuk menekuni dunia komik bangkit lagi. Namun, dia sudah kehilangan dua temannya yang memilih bidang pekerjaan lain. Dia pun mencari gantinya. Melalui media sosial Facebook, Ockto akhirnya bertemu dengan Muhammad Fathanatul Haq, komikus asal Jogjakarta. Keduanya lalu menjalin kerja sama.
Seperti karya-karya sebelumnya, Ockto fokus di cerita hingga storyboard, sedangkan Fathanatul Haq menangani gambarnya. Dari kerja sama keduanya, lahirlah kisah komik berjudul Lima Menit sebelum Tayang. Secara garis besar, komik itu bercerita tentang liku-liku seorang editor video, kamerawan, dan reporter saat mempersiapkan produk tayangan news.
”Komik itu berdasar kisah nyata yang pernah saya alami sebagai orang tivi,” ujar anak keempat di antara lima bersaudara tersebut.
Tidak lama setelah komik itu jadi, Ockto mendapat informasi bahwa Kementerian Luar Negeri Jepang menggelar kompetisi komik internasional di luar komikus Jepang. Dia pun kemudian mengirim karya terakhirnya.
Tak disangka, karya Ockto dan Fathanatul Haq berhasil menjadi pemenang di kompetisi bergengsi yang diikuti ratusan karya komik dari berbagai negara tersebut. Karya Ockto dan Fathanatul Haq meraih medali perak di ajang International Manga Award itu. Bersama peraih gold award yang diraih komikus Thailand dan dua peraih silver award lainnya dari Thailand dan Tiongkok, Ockto diundang untuk menerima penghargaan tersebut di Jepang.
’’Waktu itu cita-cita saya kembali melambung. Apalagi, komik Lima Menit sebelum Tayang akan dicetak di Jepang,” paparnya.
Sebagai bagian dari industri kreatif, buku komik termasuk belum mendapat tempat yang layak di tanah air. Meski demikian, sejumlah komikus lokal terus
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408