Perjanjian Damai Amerika-Taliban Makin Mendekati Kenyataan
jpnn.com, KABUL - Lebih dari satu sumber di pemerintah Afghanistan mengungkapkan bahwa perjanjian damai antara Amerika Serikat dengan Taliban sangat mungkin terjadi bulan ini. Syaratnya, Taliban harus menepati janji menurunkan aksi kekerasan di seantero negeri.
Informasi tersebut keluar satu hari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan kemungkinan ada terobosan dalam perundingan AS dengan Taliban di Qatar.
Perundingan antara kedua pihak mengalami kebuntuan, antara lain terkait tuntutan AS bahwa para gerilyawan harus setuju menurunkan kekerasan sebagai bagian dari kesepakatan penarikan pasukan Amerika.
Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik Taliban di Ibu Kota Qatar, Doha, mengatakan bahwa kemajuan sudah dicapai namun ia menolak untuk memberikan keterangan lebih rinci.
Doha telah menjadi tempat penyelenggaraan perundingan antara pihak-pihak bertikai itu sejak 2018, bahkan pada saat peperangan berlanjut di seluruh negeri, yang hingga menewaskan ratusan warga sipil dan tentara, pada saat Taliban meningkatkan kendali wilayah.
Pejabat ketiga Afghanistan mengatakan Amerika Serikat pada prinsipnya sudah menyetujui perjanjian itu, tetapi mereka tidak akan menandatanganinya sampai Taliban bisa memperlihatkan menurunkan kekerasan. (ant/dil/jpnn)
Lebih dari satu sumber di pemerintah Afghanistan mengungkapkan bahwa perjanjian damai antara Amerika Serikat dengan Taliban sangat mungkin terjadi bulan ini.
Redaktur & Reporter : Adil
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza