Perjuangan Aryanti R. Yacub Memimpin Ikatan Sindroma Down Indonesia

Dulu Sering Pingsan, Kini Jadi Inspirator Orang Lain

Perjuangan Aryanti R. Yacub Memimpin Ikatan Sindroma Down Indonesia
Aryanti saat mendampingi anak-anak ISDI memainkan angklung di Plasa Senayan. Foto : Ahmad Baidhowi/JAWA POS
 

Karena itulah, ISDI kemudian diniatkan untuk menjadi wadah bagi para orang tua dan anak-anak down syndrome untuk menemukan komunitas berbagi dan bercerita. Bahkan, sejak Oktober 2009, ISDI memiliki Center of Hope di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

 

"Di Center of Hope, anak-anak bisa saling berinteraksi. Kami mengajarkan berbagai keterampilan hidup, mulai yang simpel seperti bagaimana ke kamar mandi, bagaimana membeli barang kebutuhan sehari-hari, hingga keterampilan khusus seperti membuat kue, menggambar, olahraga, dan bermain musik," ceritanya.

 

Aryanti mengatakan, dengan IQ yang rata-rata 35, anak-anak down syndrome memang membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar. Misalnya, untuk bisa bermain angklung, mereka memerlukan waktu lebih dari 3 tahun. Meski begitu, pencapaian itu merupakan prestasi yang menggembirakan.

 

Di kalangan komunitas orang tua yang memiliki anak down syndrome, Aryanti kini banyak memberikan inspirasi. Itu tak lain karena kegigihannya merawat Michael yang kini berusia 20 tahun. Berkat ketekunannya itu, Michael tumbuh menjadi remaja berprestasi. Pada 2001?2003, Michael merebut medali emas pada lomba lari 100 meter dalam Pekan Olahraga Penyandang Cacat Daerah (porcada) Tingkat DKI. Pada 2003, Michael mengikuti Special Olympics World Summer Games XI di Dublin, Irlandia. Hasilnya, dia meraih medali emas pada lomba lari 50 meter.

Aryanti Rosihan Yacub boleh berbangga. Berkat kegigihan dan ketekunannya, anaknya yang menderita down syndrome kini menjadi remaja berprestasi. Organisasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News