Perjuangan Dian Syarief Mengedukasi Masyarakat tentang Penyakit Lupus
Maju ke Menkes dan Adakan Sayembara Teliti Obat
Sabtu, 22 Januari 2011 – 08:46 WIB
Tujuh tahun sejak didirikan, Syamsi Dhuha kini memiliki ratusan anggota di seluruh Indonesia. Bahkan, yayasan tersebut sudah go international. Dian kerap diundang menghadiri kongres lupus internasional mewakili Syamsi Dhuha.
Bahkan, sudah dua kali abstraksi Dian diterima dalam pertemuan internasional tentang lupus. Abstraksi pertama berjudul Spiritual Healing for Lupus Patients, Strengthening the Faith yang diterima pada 2007 saat kongres di Hongkong. Pada 2009, abstraksi berjudul How to Make Friends with Lupus juga diterima. Dian pun diundang bertandang ke Vancouver, Kanada.
Dia mengungkapkan, yayasan berupaya menggalang dana operasional sendiri. Mulai dengan menerbitkan buku, menggandeng artis untuk membuat lagu-lagu, hingga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan. Syamsi Dhuha juga membuat beberapa ring back tone alias nada sambung pribadi.
Dian mengungkapkan, masalah utama yang dihadapi para odapus adalah mahalnya ongkos obat. Jika kondisi sedang berat, dalam sehari odapus harus empat kali mengonsumsi sebutir pil. Jika harga sebutir pil Rp 25 ribu, berarti odapus harus mengeluarkan Rp 3 juta sebulan. Itu baru satu jenis obat. "Bayangkan kalau yang menderita lupus adalah seorang guru. Belum lagi obat yang sekali infus Rp 5 juta," ungkapnya.
Penyakit lupus memang cukup merepotkan. Susah dideteksi, belum ada obatnya, hingga tak jelas penyebabnya. Mantan Manajer Komunikasi Bank Bali Dian
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara