Perjuangan Elly Diana Mamesah dan Feri Andriana Gembleng Atlet SOIna

Latihan Serius, si Anak Tiba-Tiba Lari Tunggang Langgang

Perjuangan Elly Diana Mamesah dan Feri Andriana Gembleng Atlet SOIna
Elly Diana Mamesah dan Feri Andriana. Foto: JPPhoto
Tantangan muncul ketika untuk kali pertama anak-anak shock merespons situasi di lapangan yang ramai orang. Perilaku anak-anak itu bisa ekstrem. Biasanya diekspresikan dengan tangan terkepal kuat dan berusaha menghindari tatapan orang. Lalu, mereka lari ke ibu masing-masing yang menunggu dan bersembunyi.

Momen pertemuan pertama antara anak didik dan pelatih menjadi sangat penting untuk menanamkan kepercayaan. "Biasanya saya biarkan dulu anak-anak melihat aktivitas kami. Setelah terbiasa dengan keramaian, lama-lama mereka tergerak untuk ikut, meski hanya lari-lari sendiri. Kalau sudah seperti itu, baru didekati untuk diajak mengikuti latihan olahraga," urai lajang kelahiran Bekasi tersebut.

"Memang tidak semudah diucapkan," papar Elly, yang menjadi pelatih SOIna sejak 2009. Dia mengakui bahwa awalnya tampak begitu sulit. Namun, kesabaran dan kondisi yang dialami anak-anak kurang beruntung itulah yang membuat dirinya bertahan hingga sekarang.

Berkat ketekunan tersebut, Elly bersama Feri Andriana, 27, dipercaya sebagai pelatih kontingen Indonesia dalam ajang Olimpiade Spesial Musim Dingin Dunia 2013 di Pyeongchang, Korea Selatan, 26 Januari–5 Februari lalu. Empat atlet SOIna diturunkan dalam cabang snowshoeing atau berlari di atas salju. Mereka adalah Liliyanto, 20; Redi Permana Chandra, 19; Lestari Puji Astuti, 16; dan Novi Astuti, 18.

Menjadi pelatih atlet Special Olympics Indonesia (SOIna) bukan pekerjaan gampang. Tidak hanya butuh kepandaian, pelatih harus memiliki stok kesabaran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News