Perjuangan Johan S. Mansjur Menyosialisasikan Kedokteran Nuklir

26 Tahun Kampanye Nuklir Keliling Tanah Air

Perjuangan Johan S. Mansjur Menyosialisasikan Kedokteran Nuklir
Prof DR dr Johan S. Mansjur di ruang kerjanya di RSHS, Bandung. Foto : Dinarsa Kurniawan/Jawa Pos

Sesuai dengan namanya, bagian itu memanfaatkan nuklir untuk menyembuhkan penyakit. Cabang ilmu kedokteran tersebut menggunakan sumber berupa radiasi terbuka yang berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi, dan biokimia sehingga dapat dimanfaatkan untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian kedokteran.

Kebanyakan kasus yang ditangani dengan menggunakan kedokteran nuklir di Indonesia adalah kanker tiroid (kelenjar gondok) dan hipertiroidi. Begitu pula diagnosis kanker. Di Indonesia, kedokteran nuklir mulai diperkenalkan pada era 1960-an, seiring dengan beroperasinya reaktor nuklir di Bandung. Mereka mulai memberikan pelayanan pada 1970.

Setelah itu, kedokteran nuklir berkembang sampai daerah-daerah lain di tanah air. Antara lain; di RSUD dr Soetomo, Surabaya; RS dr Karyadi, Semarang; RS dr Sardjito, Jogjakarta; dan RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Seiring dengan perkembangan zaman, hanya kedokteran nuklir di Bandung dan Jakarta yang masih bertahan sampai sekarang. Memang fasilitas kedokteran nuklir di tempat lain tidak mati sepenuhnya. Tetapi, perkembangannya stagnan. Menurut Johan, hal tersebut terjadi karena banyak masalah yang melingkupi kedokteran nuklir.

Nuklir tidak melulu bom. Energi luar biasa itu juga bisa diaplikasikan untuk dunia kedokteran. Misalnya, yang dikembangkan Bagian Kedokteran Nuklir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News