Perjuangan Johan S. Mansjur Menyosialisasikan Kedokteran Nuklir

26 Tahun Kampanye Nuklir Keliling Tanah Air

Perjuangan Johan S. Mansjur Menyosialisasikan Kedokteran Nuklir
Prof DR dr Johan S. Mansjur di ruang kerjanya di RSHS, Bandung. Foto : Dinarsa Kurniawan/Jawa Pos

Salah satu masalah yang menghambat kemajuan kedokteran nuklir di Indonesia adalah besarnya fobia masyarakat terhadap nuklir. Itu terjadi karena berbagai musibah yang mereka lihat terkait dengan nuklir. "Jangan anggap nuklir itu seperti bom nuklir. Kadar yang digunakan untuk pengobatan kalau dibandingkan dengan bom hanya sebutir pasir," ungkap Johan. 

"Selama 26 tahun saya berkeliling Indonesia untuk mengampanyekan keamanan kedokteran nuklir, tapi sampai sekarang tak ada hasil signifikan. Sampai saya capek sendiri," sambung dia, lantas tersenyum.

Johan memberikan ilustrasi. Kalau ada pasien yang diminta periksa ke bagian radiologi, yang bersangkutan tidak banyak bertanya dan langsung melakukannya.

Lain lagi dengan pasien yang diminta memeriksakan diri ke bagian kedokteran nuklir. Ada saja alasannya. Yang paling ditakutkan adalah persoalan keamanan dan radiasi. Padahal, radiasi nuklir relatif lebih rendah daripada yang berasal dari radiologi.

Nuklir tidak melulu bom. Energi luar biasa itu juga bisa diaplikasikan untuk dunia kedokteran. Misalnya, yang dikembangkan Bagian Kedokteran Nuklir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News