Perjuangan Maemunah Berubah Kelamin Menjadi Laki-Laki
Pakai Rok, tapi Senang Main Sepak Bola
Rabu, 26 Mei 2010 – 10:07 WIB
Sarni mengatakan bahwa dirinya pernah membawa Maemunah periksa ke puskesmas, namun dirujuk ke RS Margono Soekardjo, Banyumas. Sebab, puskesmas tak sanggup menangani. Di RS Margono, Sarni dan Maemunah diminta ke RS Karyadi untuk pemeriksaan mendetail dan akurat.
"Kami disuruh ke RS Karyadi untuk mendapatkan surat keterangan laki-laki Maemunah. Di RS itu Maemunah akan dicek semuanya. Namun, kami tak punya biaya," ujar Sarni yang buruh di pabrik suun di desanya.
Lantaran status kelaminnya yang "tidak jelas" itu, Maemunah gagal masuk pondok pesantren pria. Pihak pondok yang dia tuju mempertanyakan status remaja itu. Sebab, berdasar akta kelahiran, ijazah SD, maupun surat kependudukan yang lain, Maemunah adalah perempuan. Tapi, secara penampilan fisik, dia menunjukkan sosok sebagai remaja pria.
Padahal, Maemunah sangat mengharapkan bisa diterima di pondok tersebut. "Kami benar-benar memohon agar anak saya bisa diterima di pondok," ujar Sarni yang menjadi tulang punggung keluarga kurang mampu itu.
PERJUANGAN Maemunah mengubah jati dirinya menjadi laki-laki masih berliku. Faktor ekonomi dan ketiadaan akses menjadi kendala utama susahnya remaja
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala