Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah
Bila Hujan di Perjalanan, Copot Baju dan Sepatu
Senin, 07 Mei 2012 – 00:30 WIB
![Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20120506_232353/232353_56172_boks_ke_sekolah_naik_kuda.jpg)
Moch. Sofyan (depan) dan Ahmad Said harus naik kuda untuk ke sekolah. Demi menimba ilmu, mereka setiap hari melalui perbukitan dan jarak yang cukup jauh dengan menunggang kuda. Foto : Jumai/Radar Jember/JPNN
Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional Meru Betiri membuat siswa yang ingin bersekolah harus menempuh jarak yang cukup jauh dan medan yang sulit. Bahkan, ada yang harus naik kuda untuk sampai ke sekolah.
JUMAI dan RANGGA, Jember
UDARA pagi di pinggir hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) di Dusun Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, terasa sangat sejuk. Sisa-sisa embun yang masih menempel di daun-daun membuat suasana semakin segar.
Aktivitas pagi itu belum terlalu ramai. Hanya tampak beberapa warga yang hendak bekerja sebagai buruh di Perkebunan Bandealit. Tak jauh dari lokasi kantor perkebunan itu, terlihat anak-anak yang sedang berangkat sekolah. Mereka adalah murid-murid SDN Andongrejo 2 dan SMP Satu Atap Andongrejo.
Wajah-wajah mereka sangat segar dan bersemangat. Padahal, murid-murid tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan berjalan kaki untuk sampai di sekolah. "Antusiasme belajar anak-anak di sini memang cukup tinggi," ujar Moch. Pagi, kepala SMP Satu Atap Andongrejo, Bandealit, Kecamatan Tempurejo, awal pekan lalu.
Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah