Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah

Bila Hujan di Perjalanan, Copot Baju dan Sepatu

Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah
Moch. Sofyan (depan) dan Ahmad Said harus naik kuda untuk ke sekolah. Demi menimba ilmu, mereka setiap hari melalui perbukitan dan jarak yang cukup jauh dengan menunggang kuda. Foto : Jumai/Radar Jember/JPNN

Agar tidak telat masuk sekolah pukul 07.00, setiap hari dua murid tersebut harus berangkat dari rumah pagi-pagi benar. Mereka sudah harus siap berangkat pukul maksimal 05.30. Kalau lebih dari pukul itu, bisa jadi mereka telat sampai sekolah. Sebab, medan perjalanan memang sulit dipakai untuk mengebut naik kuda sekalipun. "Saya harus sudah bangun saat azan Subuh untuk bersiap ke sekolah," ujar Sofyan yang mengaku tidak pernah bolos sekolah.

Selama dalam perjalanan, terkadang mereka menghadapi hambatan yang cukup berarti. Misalnya, hujan deras di tengah perjalanan. Kalau sudah begitu, keduanya harus mencopot baju seragam sekolah serta bertelanjang dada dan kaki. Baju seragam dan sepatu lalu disimpan di kantong plastik yang disiapkan di punggung kuda. "Kalau sudah dekat sekolah, baru pakai seragam lagi," jelas Sofyan yang lahir pada 11 Desember 1998 itu.

 

Rintangan lainnya adalah medan yang licin serta pohon tumbang di hutan. Karena itu, mereka harus superhati-hati dalam mengendalikan kudanya. Tak jarang mereka harus mencari jalan alternatif agar tetap bisa sampai sekolah. Namun, semua itu dijalani dengan ikhlas dan senang hati karena keduanya memang ingin bersekolah dengan sungguh-sungguh.

 

Sesampai di dekat sekolah, kuda tak diparkir di halaman sekolah. Mereka menitipkan hewan jinak itu di rumah warga. "Saya malu kepada teman-teman, terutama cewek-cewek," kata Sofyan polos.

Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News