Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah
Bila Hujan di Perjalanan, Copot Baju dan Sepatu
Senin, 07 Mei 2012 – 00:30 WIB
Mereka juga sangat jarang mendapat uang saku dari orang tuanya. Sebab, mereka sudah membawa bekal makan dari rumah. Kalau toh bawa uang saku, paling banyak hanya Rp 1.000. "Jajannya kalau dapat uang saku," tutur siswa kelas dua tersebut.
Pulang sekolah juga dilalui dengan penuh perjuangan. Selain medan, terik matahari kadang menyengat. Apalagi, mereka harus menunaikan kewajiban untuk merawat si kuda sebelum sampai rumah. Di antaranya, memandikan, mencarikan pakan, dan memberi minum yang cukup. Tak heran bila mereka tidak pernah pulang tepat waktu.
"Pokoknya, sepulang sekolah, kami harus mencari rumput lebih dulu untuk pakan kuda. Sampai rumah baru sore. Begitu setiap hari," cerita dia.
Sebagai pelajar, mereka juga punya kewajiban belajar saat malam, meski harus memakai penerangan lampu minyak. Listrik belum sampai di dusun yang dihuni 35 kepala keluarga itu. "Dengan penerangan apa pun, yang penting saya bisa belajar dengan baik," tegas Sofyan tanpa pernah mengeluh dengan berbagai keterbatasannya itu.
Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408