Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah

Bila Hujan di Perjalanan, Copot Baju dan Sepatu

Perjuangan Moch. Sofyan dan Ahmad Said Naik Kuda untuk Bersekolah
Moch. Sofyan (depan) dan Ahmad Said harus naik kuda untuk ke sekolah. Demi menimba ilmu, mereka setiap hari melalui perbukitan dan jarak yang cukup jauh dengan menunggang kuda. Foto : Jumai/Radar Jember/JPNN

Mereka juga sangat jarang mendapat uang saku dari orang tuanya. Sebab, mereka sudah membawa bekal makan dari rumah. Kalau toh bawa uang saku, paling banyak hanya Rp 1.000. "Jajannya kalau dapat uang saku," tutur siswa kelas dua tersebut.

Pulang sekolah juga dilalui dengan penuh perjuangan. Selain medan, terik matahari kadang menyengat. Apalagi, mereka harus menunaikan kewajiban untuk merawat si kuda sebelum sampai rumah. Di antaranya, memandikan, mencarikan pakan, dan memberi minum yang cukup. Tak heran bila mereka tidak pernah pulang tepat waktu.

"Pokoknya, sepulang sekolah, kami harus mencari rumput lebih dulu untuk pakan kuda. Sampai rumah baru sore. Begitu setiap hari," cerita dia.

Sebagai pelajar, mereka juga punya kewajiban belajar saat malam, meski harus memakai penerangan lampu minyak. Listrik belum sampai di dusun yang dihuni 35 kepala keluarga itu. "Dengan penerangan apa pun, yang penting saya bisa belajar dengan baik," tegas Sofyan tanpa pernah mengeluh dengan berbagai keterbatasannya itu.

Bagi masyarakat Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, sekolah masih menjadi "barang" mahal. Lokasi desa di kawasan Taman Nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News