Perjuangan Muslimah Muda Australia Hentikan Kebencian terhadap Islam
Kebencian dari posting medsos
Rahila mengatakan, ia senang dengan bagaimana jalannya percakapan itu tetapi ketika kelompok tersebut kemudian mengunggah foto dirinya di halaman Facebook mereka dan menulis bahwa mereka telah "mendidik" Rahila, di situlah ia merasa marah.
"Saya benar-benar kecewa, benar-benar kecewa. Jumlah kebencian yang berasal dari pos itu, komentarnya benar-benar memilukan, beberapa dari mereka benar-benar mengancam, 'tunggu sampai ia ke luar dan jilbabnya dilepas' dan itu menghancurkan hati saya," ungkap perempuan ini.
Rahila mengatakan, ia menyesal menghadapi para pengunjuk rasa pada saat itu tapi ia akan melakukannya lagi jika ada kesempatan.
"Jika perlu, maka saya akan melakukannya. Jika saya merasa mereka perlu dididik lagi, maka saya akan melakukannya," sebutnya.
Rahila lahir di provinsi Uruzgan -yang dilanda perang -Afghanistan dan ketika ia berusia enam tahun, ia sempat menantang Taliban dengan berpakaian sebagai seorang anak laki-laki ketika pergi ke sekolah.
"Mereka punya hukuman yang benar-benar ketat untuk saya," ceritanya.
Ia menyambung, "Mereka mengatakan, ‘entah mereka harus menghabisi nyawa saya atau ayah saya harus mengirim saya ke suatu tempat di mana saya tak bisa kembali atau tak bisa melihat keluarga saya lagi sehingga saya lupa bahwa pendidikan juga untuk anak perempuan."
Seorang gadis Muslim bersumpah untuk terus berbicara menentang para demonstran anti-Islam, meski pertemuan mereka di sebuah aksi kelompok ‘Reclaim
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata