Perjuangan Sahabat Anak Ajak Anak Jalanan ke Sekolah
Ortu Minta Kompensasi karena Anaknya Tak Bekerja
Rabu, 23 Mei 2012 – 00:02 WIB
![Perjuangan Sahabat Anak Ajak Anak Jalanan ke Sekolah](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20120522_220644/220644_168730_boks_anjal.jpg)
Relawan Sahabat Anak Randy Sarayar menyampaikan cara hidup bersih kepada anak-anak jalanan di Manggarai. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Jumlah anak jalanan di Jakarta terus bertambah. Saat ini yang terdata sekitar 7 ribu orang. Yayasan Sahabat Anak mencoba mengajak mereka untuk sekolah. Ajakan yang tidak mudah.
AGUNG PUTU ISKANDAR, Jakarta
TAWA ceria anak-anak memenuhi ruangan sekretariat Karang Taruna Manggarai Minggu (6/5) sore lalu. Di ruangan seluas lapangan voli itu puluhan anak-anak dari usia prasekolah, TK hingga SMA ramai berlarian sambil membawa tas berisi alat tulis.
Tak lama kemudian, sejumlah relawan Yayasan Sahabat Anak datang. Mengetahui kakak-kakak datang -panggilan akrab buat para relawan- anak-anak semakin gembira. Beberapa berlarian menjemput para relawan yang baru keluar dari mobil. "Hore kakak datang, kakak dating"," teriak anak-anak bersahut-sahutan.
Dengan senyum ramah, para relawan menyapa satu per satu anak yang menyambut. Mereka lalu masuk bareng ke ruangan. Kemudian, ada yang mengumpulkan anak-anak, ada pula relawan yang menyiapkan peralatan kesehatan di belakang ruangan.
Jumlah anak jalanan di Jakarta terus bertambah. Saat ini yang terdata sekitar 7 ribu orang. Yayasan Sahabat Anak mencoba mengajak mereka untuk
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah