Perjuangan Sahabat Anak Ajak Anak Jalanan ke Sekolah

Ortu Minta Kompensasi karena Anaknya Tak Bekerja

Perjuangan Sahabat Anak Ajak Anak Jalanan ke Sekolah
Relawan Sahabat Anak Randy Sarayar menyampaikan cara hidup bersih kepada anak-anak jalanan di Manggarai. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos

Dia menuturkan, setiap lokal memiliki anak-anak jalanan binaan. Mereka merekrut anak-anak jalanan secara baik-baik dengan meminta izin terlebih dahulu kepada orag tuanya. Tapi, tidak semua ajakan berbuah respons positif. Banyak orang tua yang menanyakan kompensasi untuk anak-anaknya yang "tidak bekerja" lantaran harus "sekolah" bersama para relawan.

Menurut para relawan, anak-anak jalanan di Jakarta punya permasalahan yang khas. Mereka berkeliaran di jalanan karena orang tuanya miskin. Di pinggir-pinggir jalan itulah mereka mencari uang di antara asap knalpot kendaraan, terik matahari, dan ancaman kecelakaan. Mereka berjualan asongan, mengamen, atau mengemis.

Hasilnya ternyata lumayan banyak. Sehari bisa mendapatkan uang berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per orang. Sebulan yang mereka peroleh bisa lebih dari Rp 3 juta. "Apalagi yang mangkal di kawasan wisata Kota Tua, bisa lebih banyak lagi. Sebab di kawasan itu setiap hari tidak pernah sepi," kata Frisca.

Anak-anak itu tidak bersekolah karena dipaksa orang tuanya untuk turun ke jalan, mencari uang. "Tapi apa mereka sampai dewasa tetap di jalan mengamen dan mengemis? Mereka harus mengenyam pendidikan untuk bekal hidupnya kelak," kata Frisca.

Jumlah anak  jalanan di Jakarta terus bertambah. Saat ini yang terdata sekitar 7 ribu orang. Yayasan Sahabat Anak mencoba mengajak mereka untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News