Perjuangan Sahabat Anak Ajak Anak Jalanan ke Sekolah
Ortu Minta Kompensasi karena Anaknya Tak Bekerja
Rabu, 23 Mei 2012 – 00:02 WIB
Dia menuturkan, setiap lokal memiliki anak-anak jalanan binaan. Mereka merekrut anak-anak jalanan secara baik-baik dengan meminta izin terlebih dahulu kepada orag tuanya. Tapi, tidak semua ajakan berbuah respons positif. Banyak orang tua yang menanyakan kompensasi untuk anak-anaknya yang "tidak bekerja" lantaran harus "sekolah" bersama para relawan.
Menurut para relawan, anak-anak jalanan di Jakarta punya permasalahan yang khas. Mereka berkeliaran di jalanan karena orang tuanya miskin. Di pinggir-pinggir jalan itulah mereka mencari uang di antara asap knalpot kendaraan, terik matahari, dan ancaman kecelakaan. Mereka berjualan asongan, mengamen, atau mengemis.
Hasilnya ternyata lumayan banyak. Sehari bisa mendapatkan uang berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per orang. Sebulan yang mereka peroleh bisa lebih dari Rp 3 juta. "Apalagi yang mangkal di kawasan wisata Kota Tua, bisa lebih banyak lagi. Sebab di kawasan itu setiap hari tidak pernah sepi," kata Frisca.
Anak-anak itu tidak bersekolah karena dipaksa orang tuanya untuk turun ke jalan, mencari uang. "Tapi apa mereka sampai dewasa tetap di jalan mengamen dan mengemis? Mereka harus mengenyam pendidikan untuk bekal hidupnya kelak," kata Frisca.
Jumlah anak jalanan di Jakarta terus bertambah. Saat ini yang terdata sekitar 7 ribu orang. Yayasan Sahabat Anak mencoba mengajak mereka untuk
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408