Perjuangan Sastrawan Putu Wijaya Melawan Pendarahan Otak
Ingin Tetap Berkarya meski Lewat Lisan
Senin, 08 Oktober 2012 – 01:41 WIB
Sudah sebulan ini sastrawan dan dramawan Putu Wijaya terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta. Meski begitu, dia tetap berkarya menghasilkan cerpen dan esai.
DHIMAS GINANJAR, Jakarta
Baca Juga:
WAJAH Putu Wijaya terlihat pucat. Slang nasogastric tube (NGT) yang berfungsi memenuhi nutrisi tubuhnya masih terhubung lewat lubang hidungnya. Begitu pula, jarum infus masih menancap di lengan kanannya. Dua alat tersebut dipasang setelah Putu didiagnosis mengalami pendarahan di batang otak.
Akibatnya, saraf-saraf sastrawan serbabisa itu pun kena imbasnya. Kini lengan dan kaki sebelah kirinya tidak bisa digerakkan lagi. Saraf untuk menelan juga terganggu, sehingga dia tak bisa menelan makanan.
Sudah sebulan ini sastrawan dan dramawan Putu Wijaya terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta. Meski begitu, dia tetap
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis