Perjuangan Sastrawan Putu Wijaya Melawan Pendarahan Otak
Ingin Tetap Berkarya meski Lewat Lisan
Senin, 08 Oktober 2012 – 01:41 WIB
Cara yang sama dilakukan sejarawan sekaligus budayawan Jogjakarta Kuntowijoyo dan penulis asal Malang Ratna Indraswari Ibrahim. Keduanya masih berkarya meski sedang sakit parah. Kini dua sastrawan hebat itu telah tiada.
Sampai sekarang Putu Wijaya masih semangat menelurkan ide-ide cerita. Otaknya masih bisa bekerja dengan baik menyusun sebuah cerita pendek. Justru Rista yang sering kelimpungan mencatat kalimat-kalimat yang meluncur dari otak Putu. Tidak jarang Rista meminta kepada kakak iparnya itu untuk mengulang kalimat yang diucapkannya. Hebatnya, Putu masih bisa mengulangi perkataannya dengan baik.
Setelah selesai diketik, Rista membacakan naskah tersebut. Putu menyimak dan mengeditnya. Kalau ada kata-kata yang tidak pas, dia minta diubah. Kalau dinilai sudah sesuai harapan, Putu lalu meminta naskah itu dikirimkan ke media yang menyediakan ruang sastra-budaya. "Ada dua atau tiga media yang masih menerbitkan," tandasnya.
Ada alasan tersendiri kenapa alumnus UGM itu tetap ingin berkarya. Kalau orang sakit pada umumnya memilih beristirahat total, sastrawan yang berulang tahun tiap 11 April itu justru melawannya dengan berkarya. "Kata Mas Putu, berkarya termasuk terapi penyembuhan dari diri sendiri. Kalau tidak berkarya, katanya malah bisa tambah sakit," tandasnya.
Sudah sebulan ini sastrawan dan dramawan Putu Wijaya terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta. Meski begitu, dia tetap
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408