Perjuangan Sastrawan Putu Wijaya Melawan Pendarahan Otak

Ingin Tetap Berkarya meski Lewat Lisan

Perjuangan Sastrawan Putu Wijaya Melawan Pendarahan Otak
Putu Wijaya bersama istrinya, Dewi Pramunawati di ruang kencana RSCM Jakarta Foto : dokumentasi keluarga Putu Wijaya for Jawa Pos.
Cara yang sama dilakukan sejarawan sekaligus budayawan Jogjakarta Kuntowijoyo dan penulis asal Malang Ratna Indraswari Ibrahim. Keduanya masih berkarya meski sedang sakit parah. Kini dua sastrawan hebat itu telah tiada.

 

Sampai sekarang Putu Wijaya masih semangat menelurkan ide-ide cerita. Otaknya masih bisa bekerja dengan baik menyusun sebuah cerita pendek. Justru Rista yang sering kelimpungan mencatat kalimat-kalimat yang meluncur dari otak Putu. Tidak jarang Rista meminta kepada kakak iparnya itu untuk mengulang kalimat yang diucapkannya. Hebatnya, Putu masih bisa mengulangi perkataannya dengan baik.

 

Setelah selesai diketik, Rista membacakan naskah tersebut. Putu menyimak dan mengeditnya. Kalau ada kata-kata yang tidak pas, dia minta diubah. Kalau dinilai sudah sesuai harapan, Putu lalu meminta naskah itu dikirimkan ke media yang menyediakan ruang sastra-budaya. "Ada dua atau tiga media yang masih menerbitkan," tandasnya.

 

Ada alasan tersendiri kenapa alumnus UGM itu tetap ingin berkarya. Kalau orang sakit pada umumnya memilih beristirahat total, sastrawan yang berulang tahun tiap 11 April itu justru melawannya dengan berkarya. "Kata Mas Putu, berkarya termasuk terapi penyembuhan dari diri sendiri. Kalau tidak berkarya, katanya malah bisa tambah sakit," tandasnya.

 

Sudah sebulan ini sastrawan dan dramawan Putu Wijaya terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta. Meski begitu, dia tetap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News