Perjuangan Sastrawan Putu Wijaya Melawan Pendarahan Otak
Ingin Tetap Berkarya meski Lewat Lisan
Senin, 08 Oktober 2012 – 01:41 WIB

Putu Wijaya bersama istrinya, Dewi Pramunawati di ruang kencana RSCM Jakarta Foto : dokumentasi keluarga Putu Wijaya for Jawa Pos.
Lepas dari apa pemicu pendarahan otak itu, ada hikmah lain yang didapat. Yakni, kembali dipertemukannya Putu dengan teman baiknya yang terpisah 30 tahun. Dia adalah Prof Dr Teguh Rana Kusuma, ahli neurologi di RSCM. Keduanya berkenalan saat Teguh belum mengambil spesialis. Selain berprofesi dokter, Teguh dikenal sebagai seniman. "Pas ketemu (di RSCM), dia kaget dan langsung memanggil nama Mas Putu," ucapnya.
Pertemuan dua sahabat itu langsung membuat psikologis keluarga menjadi lebih tenang. Dipegang teman sendiri tentu saja perawatan yang bakal dilalui suami Dewi Pramunawati lebih intensif. Dokter tersebut juga tahu langkah-langkah medis yang tidak merusak memori Putu seperti yang diharapkan keluarga pasien.
Sayang, di tengah perjuangan melawan pendarahan otak itu, sempat beredar kabar tak sedap. Isinya mengatakan bahwa keluarga Putu butuh bantuan finansial. Rista menegaskan bahwa kabar yang beredar di berbagai media sosial tersebut tidak benar. "Manajemen keuangan Putu Wijaya sangat baik, semua bisa diatasi," jelasnya.
Rista tahu betul watak Putu yang tidak mau dikasihani. Keluarga pun sepakat untuk "menutup" informasi tidak benar itu supaya tidak sampai masuk telinga Putu. "Pernah dia (Putu) mengambil handphone, langsung saya minta supaya tidak membuka Twitter," tuturnya.
Sudah sebulan ini sastrawan dan dramawan Putu Wijaya terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta. Meski begitu, dia tetap
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu