Perjuangan Wielly Wahyudin Melawan Kanker Payudara
Ketahuan di Hongkong, Dibiopsi di Kanada, Diangkat di Jakarta
Semangat hidupnya muncul kembali saat dia merayakan ulang tahun ke-38 pada 23 Desember 2013. Perayaan ulang tahun di tengah upaya terapi pascaoperasi pengangkatan kanker payudara benar-benar tidak pernah dia bayangkan. ’’Meskipun saya sedang sakit, ulang tahun dirayakan dengan kue tar,’’ ujarnya.
Seluruh keluarga besarnya pun berdoa agar Wielly mendapat kesembuhan. Istri dan anaknya tidak henti-henti memberikan semangat. ’’Anak saya yang masih 3 tahun selalu mengingatkan supaya saya tidak lupa minum obat,’’ tuturnya.
Seperti penderita kanker pada umumnya, Wielly mengaku sangat berat menjalani kemoterapi. Setiap obat kemoterapi dimasukkan dalam tubuhnya, dia langsung merasa mual-mual. Selain itu, seluruh persendiannya ngilu. Rambutnya ikut rontok semua.
’’Kepala saya sempat botak. Tetapi, sekarang sudah tumbuh lagi,’’ kata bungsu dua bersaudara itu.
Hasil pemeriksaan terakhir Agustus lalu, bekas-bekas kanker payudara Wielly dinyatakan sudah bersih. Meski begitu, dia tetap harus beristirahat. Pihak perusahaannya memberikan dispensasi libur khusus.
Nah, untuk memanfaatkan hari-hari ’’libur’’-nya itulah Wielly mengisinya dengan berkampanye tentang bahaya kanker payudara pada laki-laki. Dia sering menjadi pembicara dalam seminar, diskusi, maupun acara-acara kesehatan lainnya.
Lulusan D-3 Manajemen Transportasi Udara Universitas Trisakti Jakarta (1997) itu menduga, kanker yang dideritanya itu muncul karena dirinya sering makan makanan cepat saji. ’’Dulu saya suka sekali makan junk food,’’ ungkapnya.
Lama-kelamaan, dampak buruk makanan itu terakumulasi dalam tubuh Wielly sehingga memicu perkembangan sel kanker payudaranya.
Penampilannya modis, energik, dan ramah. Begitulah sekilas sosok Wielly Wahyudin saat ditemui di Gedung Aneka Tambang (Antam), Jalan T.B. Simatupang,
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala