Perjuangan Yudiutomo Imardjoko Hidupkan BatanTek yang Hampir Mati

Pilih Pulang meski Digaji Rp 100 Juta di Luar Negeri

Perjuangan Yudiutomo Imardjoko Hidupkan BatanTek yang Hampir Mati
Yudiutomo di depan bengkel nuklir PT Batan Teknologi, Tangerang Selatan. Foto : Yudiutomo for Jawa Pos

Kontainer tersebut dirancang untuk bisa ditanam dengan kedalaman 400-600 meter di bawah tanah dan mampu bertahan hingga 10.000 tahun sampai limbah nuklir bisa terurai secara alami. Rancangan Yudi itu dinilai paling bagus dan aman.

Karena itu, layak masuk dalam lembaran Departemen Energi AS dan memenuhi kualifikasi untuk ikut tender pembuatan kontainer limbah nuklir. "Menurut dosen saya, Prof Daniel Bullen, desain saya dianggap paling bagus dibandingkan karya ilmuwan lain," kata Yudi.

    

Selain mengajar di Iowa State University, Daniel Bullen juga menjadi staf ahli Presiden Bill Clinton di bidang nuklir sehingga dia bisa menilai berbagai desain kontainer para ilmuwan yang ikut kompetisi. Sayangnya, hingga saat ini,  pemerintah AS terus mengulur-ulur tender pembuatan kontainer limbah nuklir tersebut sehingga karya Yudi belum bisa dimanfaatkan meski sudah dipatenkan atas nama dirinya.

"Bagi saya, tidak masalah. Toh, kalau suatu saat Indonesia membangun PLTN, kontainer rancangan saya akan berguna," katanya lantas tersenyum.

Ilmuwan nuklir di Indonesia termasuk langka, apalagi yang reputasinya sampai diakui dunia. Salah satu yang langka itu  adalah Ir Yudiutomo Imardjoko

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News