Perjuangan Yudiutomo Imardjoko Hidupkan BatanTek yang Hampir Mati
Pilih Pulang meski Digaji Rp 100 Juta di Luar Negeri
Sabtu, 14 Juli 2012 – 00:14 WIB

Yudiutomo di depan bengkel nuklir PT Batan Teknologi, Tangerang Selatan. Foto : Yudiutomo for Jawa Pos
Dengan teknologi terbaru yang lebih efisien, dibutuhkan dana investasi sekitar Rp 1,6 triliun untuk membuat reaktor dengan kapasitas 22.000 curie per minggu. Jika reaktor baru bisa berproduksi, omzet BatanTek yang saat ini sekitar Rp 3 miliar per minggu bisa meningkat hingga Rp 44 miliar per minggu atau sekitar Rp 2,2 triliun per tahun.
"Hitungan kami, 3 tahun sudah BEP (break even point atau balik modal, Red), padahal umur reaktornya bisa sampai 50 tahun," ujarnya mantap.
Menurut Yudi, hal itu bisa dicapai dalam hitungan beberapa tahun lagi. Dengan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, dia optimistis BatanTek mampu menjadi pemain besar di Asia, bahkan dunia. (*/ari)
Ilmuwan nuklir di Indonesia termasuk langka, apalagi yang reputasinya sampai diakui dunia. Salah satu yang langka itu adalah Ir Yudiutomo Imardjoko
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu